BIG Umumkan Pemenang Indonesia Peat Prize Bernilai 1 Juta Dolar AS

JAKARTA,LENSAJABAR.COM– Badan Informasi Geospasial (BIG) telah menetapkan lima finalis Indonesian Peat Prize. Pemenang telah diumumkan hari ini (Jumat, 2/2/18) dan nantinya pemerintah akan menggunakan metode pemenang untuk melindungi dan mengelola lahan gambut, mempercepat restorasi gambut dan mendukung tujuan pembangunan Indonesia.


Kepala Badan Infomasi Geospasial (BIG) Hasanuddin Z Abidin mengatakan pemetaan lahan gambut harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, BIG menggelar kompetisi dan telah berjalan selama 2 tahun.

“Kompetisi ini menciptakan kolaborasi, dapat dilihat pentingnya pemetaan gambut. Metode pemetaan yang ini diyakini mampu menghasilkan informasi lahan gambut yang akurat dan sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan,” ujar Hasanuddin disela acara pengumuman pemenang Indonesian Peat Prize Winner Announcement, Jumat (2/2/18) di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta.

Lebih lanjut katanya, setelah adanya pemenang, BIG akan memimpin proses standarisasi dengan merevisi standard nasional pemetaan gambut skala 1:50.000. Peta hasil metode pemenang diharapkan nantinya akan memberi informasi kepada pemerintah, swasta, dan peneliti serta akan membantu pihak pengambil keputusan, termasuk restorasi lahan gambut.

“Kami akan memanfaatkan metode pemenang sebagai rujukan utama memperbaiki Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pemetaan lahan gambut dan akan memulai proses tersebut dan kami akan mengeluarkan peraturan,” jelasnya.

Sementara, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nasir Fuad mengaku diri bangga dengan upaya yang sudah dilakukan oleh BIG. “Kami patut mendukung dan membantu,” imbuhnya.

Seperti diketahui dalam kompetisi ini ada lima finalis yang merupakan kolaborasi yakni, International Peat Mapping Team (IPMT). Remote Sensing Solutions GmbH (RSS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Universitas Sriwijaya. Kedua, EXSA Internasional, Intermap Technologies Corporation dan Forest Inform Pty Ltd.

Ketiga, Deltares dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Keempat, DAG4Peat dan SKyTeam (Duke University, Stanford University dan Universitas Tanjungpura). Kelima, Applied Geosolutions, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam kompetisi yang sangat ketat tersebut dan juri cukup kesulitan untuk menilai karena memang semua baik, tapi pasti ada yang terbaik, akhirnya Badan Informasi Geospasial (BIG) memilih Tim International Peat Mapping Team (IPMT) yang terdiri dari kolaborasi Remote Sensing Solutions GmbH (RSS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Universitas Sriwijaya yang anggota timnya berasal dari Indonesia, Jerman dan Belanda. (idris)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *