BEKASI, LENSAJABAR.COM — Mencermati dinamika politik nasional menjelang Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019, terutama munculnya kecenderungan penggunaan masjid sebagai tempat kampanye dan politik praktis, maka Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Baitul Mustaqin, Kota Bekasi mengajak kepada seluruh umat Islam Indonesia, khusus warga masyarakat di kota Bekasi untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan menjadikan mimbar-mimbar masjid sebagai media untuk menyampaikan dakwah dan ajakan menjalankan ajaran agama yang sejuk, damai dan penuh toleransi.
“Kami mengajak umat Islam di Kota Bekasi untuk turut serta terlibat aktif dalam menjaga dan memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah dan tempat menyampaikan ajaran Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin,” ungkap Ketua DKM Masjid Baitul Mustaqin, Abdurahman Wahid di sela – sela acara Halalbihalal dan Deklarasi Tolak Politik Praktis di Masjid, Sabtu (7/7/18) malam.
Abdurahman Wahid menambahkan, pihaknya juga menolak segala bentuk kegiatan dan praktik politik praktis oleh seseorang ataupun partai di masjid demi menjaga kesucian masjid, serta menghindari terjadinya konflik antar umat. Kalau masjid bisa di jadikan ajang kampanye politik praktis, semua partai bisa masuk masjid.
“Politik diatur dalam Islam, Islam juga boleh alergi terhadap politik, tapi masjid tidak boleh dijadikan ajang politik praktis. Mari kita jadikan masjid sebagai filter penyampaian pesan dan ajaran radikal dan ujaran kebencian yang dapat merusak sendi-sendi perdamaian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Undang-undang Dasar 1945. Menjaga persatuan dan kesatuan untuk terciptanya Kota Bekasi sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Permukiman Yang Ramah Lingkungan dalam Masyarakat Yang Berakhlak Mulia,” ajaknya.
Jadi pada intinya, Ketua DKM ingin para penceramah dirumah ibadah apapun termasuk masjid dapat mematuhi ketentuan dalam seruan itu. Ini demi kesatuan dan persatuan.
Hal senada juga disampaikan oleh ustadz Ali Ahlan dalam tausiyahnya tidak mau melarang-larang, tidak boleh ini, tidak boleh itu, kita tidak punya kewenangan, tidak punya otoritas untuk melarang-larang.
“Semua kembali kepada kita. Masjid ini kita mau jadikan apa? Yang jelas ini tempat suci, rumah Allah, tempat beribadah untuk berhubungan dengan Allah, di samping ada aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan di sana tapi tujuannya tetap adalah tempat beribadah, masjid milik bersama,” ujarnya dihadapan 200 jamaah yang hadir.
Seperti dikutip dari pernyataan presiden Jokowi Widodo, bahwa Islam di Indonesia adalah Islam moderat yang bersinergi dengan nilai-nilai demokrasi, dimana saat ini Indonesia menjadi rujukan negara-negara di dunia dalam hal mengelola persatuan.
“Tetap menjaga komunikasi, menjaga toleransi antar kelompok menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan, dengan nilai-nilai agama Islam di Indonesia yang telah maju dan modern dengan membawa semangat toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika,” disampaikannya. (j-1)