Pengamat Informasi Publik : Persaingan informasi publikasi lewat media online kian marak

BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Keberadaan media online yang lambat laun berimbas pada media cetak semakin terasa, baik dirasakan oleh media-media yang biasa memproduksi media cetak yang dirasakan sangat menurun drastis dari waktu ke waktu dan mengikuti trend penyesuaian.

Baik secara kuantitas, orderan dan oplah kian hari kian menunjukkan penurunan yang drastis, selain itu kebutuhan masyarakat yang cenderung mengharapkan berita yang cepat lebih mudah didapat dan cepat tersaji instan.

Pengamat Informasi Publik Ujang Uhe menyikapi hal tersebut mengungkapkan, perihal media online sebagai akibat perkembangan zaman yang tidak bisa hindari dan persaingan informasi publikasi lewat media online kian marak.

“Kini media cetak pun harus memutuskan untuk beradaptasi masuk pasar media online dan merebut kembali pasar alias para pembacanya. Sehingga persaingan pasti lebih kompetitif, untuk mendapatkan pembaca yang sebanyak-banyaknya,” ujar Ujang saat ditemui di Pelataran Pokja Press Humas Protokol DPRD Kota Bandung, Jum’at (7/02/2020).

Lebih lanjut katanya, butuh kiat strategi yang berbasis manajemen handal untuk membangun media online yang handal, mantap dan kredibelitasnya diminati pembaca, bahkan pembaca tertarik untuk keinginan tahuannya juga menarik untuk membaca berulang-ulang.

“Mengapa butuh basic manajemen yang handal, dimana perusahaan media online punya dasar perencanaan untuk tujuan yang hendak dicapai, mempunyai sistem struktural organisasi yang baik, kegiatan dari seluruh karyawan yang ada bekerja sesuai tufoksinya dan tidak tumpang tindih, pengawasan dan kontrol yang continue dan berkelanjutan dilakukan sehingga arah tujuan media online tercapai sesuai harapan yaitu menyangkut intern perusahaan. Dan tentunya harus mengembangkan team work yang baik” tambahnya.

Lebih lanjut katanya, jika tim sudah terbentuk dari pola manajemen yang handal, maka langkah selanjutnya strategi merebut peluang, merebut pasar alias market share pangsa pasar yang ada, yaitu menentukan tujuan pasti secara spesifik mana yang lebih harus direbut. Misal tertuju kaum milenial, dewasa atau konten lainnya bahkan umum atau universal news.

“Tentunya harus kental disesuaikan dengan logo, simbol kalimat perusahaan media online, seperti misalnya edukasi yang semestinya dalam bidang pendidikan tidak memberitakan perampokan atau yang lainnya yang sama sekali tidak nyambung, ” imbuhnya.

Masih kata Ujang, hal spesifik tidak akan kalah bersaing dengan hal umum justru akan lebih menjurus dan fokus terlebih mempunyai kemasan unggul yang menarik.

“Mau yang universal atau khusus tergantung bumbu yang akan disajikan itu inti dari merebut pangsa pasar pembaca,” pungkas Ujang Uje lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *