Ketua Paguyuban Pedagang, Sri Haryani : Pasar Cisalak Perlu Dapat Perhatian Khusus dari Pemkot Depok

DEPOK, LENSAJABAR.COM – Mewabahnya Covid-19 tidak hanya mengganggu kesehatan. Tapi, juga sektor lain, termasuk sendi ekonomi. Salah satu contohnya, omset pedagang di Pasar Cisalak, Kota Depok yang mengalami penurunan penjualan/pendapatan.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Cisalak, Hj Sri Haryani mengungkapkan, saat ini masyarakat tidak memikirkan bagaimana membeli baju, membeli perhiasan, yang dipikirkan hanya urusan perut, karena dampak pandemi Covid-19.

“Sebagai Ketua Paguyuban, saya merasa sangat sedih, kalau mendengar pedagang berteriak, menangis hadapi kondisi saat ini, miris banget,” ucap Sri yang didampingi Sekretaris Paguyuban, Suryanti kepada media saat ditemui diruang kerja Sekretariat Paguyuban Pedagang Pasar Cisalak, Kamis (23/9/2021).

Diakui, sejak PPKM Level 3 lumayan ada peningkatan daya beli masyarakat, setidaknya menambah income, walaupun belum keseluruhan. Namun begitu, harapan para pedagang agar segera pulih perekonomian, khususnya di Pasar Cisalak yang ada 3 lantai, basement untuk pedagang daging, ayam, ikan, bumbu, kelapa dan lainnya. Lantai 1 (sayuran, sembako buah dan lainnya. Lalu, lantai 2 (baju, sandal/sepatu, asesoris, toko mas dan lain-lain. Adapun untuk lantai 3 diperuntukkan kuliner.

“Namun saya prihatin dengan kondisi sekarang, nama Pasar Cisalak itu megah, tapi pengunjung dan pembelinya tidak ada. Banyak hal yang harus di perhatikan oleh pemerintah Kota Depok terkait kondisi Pasar Cisalak saat ini,” ungkapnya.

Disisi lain, dengan keadaan pasar Cisalak saat ini, dirinya merasa aneh kalau Pasar Cisalak malah mau diajukan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Bila Pasar Cisalak mau diajukan SNI pedagang sangat setuju untuk itu harus banyak pembenahan khususnya di kebersihan, keamanan serta penataan lahan parkir serta penertiban pedagang liar,” ucapnya.

Tampak saat ini, seperti akses masuk ke pasar, coba lihat bagaimana orang masuk ke pasar Cisalak, kalau aksesnya saja amburadul, limbah diperhatikan, parkiran dan banyak sekali hal yang mungkin kurang baik dan nyaman, Pasar Cisalak tidak ada bentuk, istilahnya tidak punya muka/depan.

Dikesempatan yang sama Sri menjelaskan, saat ini pedagang di Pasar Cisalak yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Cisalak berjumlah 600 pedagang dan untuk vaksinasi hampir semuanya sudah di vaksin.

Selain itu juga dirinya meminta perhatian dari pemerintah kota Depok yang kurang responsif dalam penyelesaian permasalahan di Pasar Cisalak, termasuk salah satunya di perparkiran, karena hampir satu kali seminggu ada saja motor yang hilang, karena pengelolaan perparkiran kurang profesional, jadi kurang terkontrol.

“Saya berharap, dalam pengelolaan perparkiran menggunakan sistem elektronik, agar tingkat keamanannya bagus,” katanya.

Seperti diketahui, Paguyuban Pedagang Pasar Cisalak baru 2 tahun lalu terbentuk, dan semenjak itu, beliau menjadi ketua hingga kepengurusan selama 3 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *