Dugaan Limbah Bubur Kertas PN Kertas Padalarang Masih Tuai Kontroversi

KAB. BANDUNG BARAT, LENSAJABAR.COM – Dugaan limbah bubur kertas yang valid kemana-mana dan masuk ke sawah, selokan juga ke sungai akibat overload hasil olahan produksi Peruri Security Paper Mill atau PN Kertas Padalarang yang berlokasi di Cihaliwung No.181, Kertamulya, Kec. Padalarang, tuai kontroversi. Pasalnya limbah bubur kertas bisa menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan.

Program Citarum sebagai program pusat yang lebih dari 4 tahun dengan terbitnya Perpres No 15 Tahun 2018 tentang DAS, harusnya bisa menjadikan pressure terhadap para pelaku industri baik swasta, BUMN atau yang lainnya.

Dengan bekerja secara pentahelix, bersama-sama untuk mengawasi dan melakukan kontrol bahkan tindakan tegas bila di perlukan tanpa ada egosektoral dengan melibatkan semua elemen, termasuk garda terdepan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Namun implementasi di lapangan berbanding terbalik, dan pentahelix hanya sebagai isapan jempol (pepesan kosong,red). Fakta di lapangan dalam menyingkapi pencemaran lingkungan seperti, dugaan limbah bubur kertas PN Kertas yang liar masuk ke selokan bahkan sungai, berjalan masing-masing.

Sebelumnya Satgas Citarum Harum Sektor 9 mengutus anggotanya untuk tindak lanjut, dan hari berikutnya masuk pihak DLH Bandung Barat dengan timnya melakukan pengecekan, bahkan sangat di sayangkan PN Kertas hanya memberi kesempatan 4 orang untuk masuk.

Rudi dari pihak LH yang didampingi 3 staff yang lain sempat bertanya apa yang terjadi, kenapa limbah bubur kertas bisa liar kemana-mana?, karena pihaknya mendapat laporan terkait limbah bubur kertas PN Kertas.

Sementara, Wahyu Kalitbang pihak PN Kertas mengatakan, ada petani yang membutuhkan air, sehingga membobok tembok, dan sekarang sudah di tutup.

“Saya bolehkan tidak menjawab pertanyaan,”ucapnya.

Rudi menjelaskan, untuk saat ini pihaknya hanya mengecek saja dan lokasi yang limbah bubur liar ada tembok yang bolong sudah di tutup, namun akan dikaji dengan tim di kantor kandungan apa saja nanti di bubur kertas tersebut

“Hanya saja saat ini kita belum ambil sample, karena LH kita keterbatasan alat,” pungkasnya.

Tapi nanti katanya, pihaknya akan lakukan ambil sample dengan lab, maklum lab waktunya tidak bisa dadakan dan hasilnya nanti kita putuskan apakah PN Kertas harus ada sanksi tegas atau tidak. Untuk saat ini dilokasi limbah bubur kertas agak mendingan, mungkin karena sudah tersapu air hujan, seandainya olahan overload dan luber karena hujan.

“Nanti kita kaji lagi IPALnya seberapa besar daya tampung dengan produksinya,” jelasnya.

Setelah kembali cek lokasi bersama pihak LH ketika ditanya, Wahyu memilih bungkam terkait persoalan limbah bubur PN Kertas, diduga ia takut bicara seputar Limbah Peruri Security Paper Mill, karena dirinya adalah seorang pegawai yang makan gaji pada pabrik tersebut, meski lingkungan sekitar jelas tercemar bubur kertas dan terancam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *