KAB. BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Pada kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan ke Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Oxbow Cicukang, Margaasih, Kabupaten Bandung, Komandan Sektor 7 Citarum Harum, Kolonel Caj (K) Nurjanah, memaparkan Mesin Olah Sampah (MOTAH-1) Siliwangi pada hari Selasa (29/08/23).
Turut hadir dalam kunjungan ini adalah Staf Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Gubernur Jawa Barat, Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BBWS) Citarum, Komandan Korem III/Siliwangi, Asisten Komandan Korem III/Siliwangi, Bupati Kabupaten Bandung, Kapolresta Bandung, Komandan Kodim 0624 Kabupaten Bandung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Bandung, Dansektor 7 dan 8 Citarum Harum, Camat, dan Lurah.
Dalam kunjungannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi secara langsung meninjau pembangunan TPST Oxbow Cicukang beserta sistem TPS3R, dan kemudian mendengarkan paparan dari Dansektor 7 terkait MOTAH-1 Siliwangi.
Pada kesempatan tersebut, Kolonel Caj (K) Nurjanah menyebutkan dalam paparannya mengenai inovasi MOTAH, bahwa MOTAH adalah alat pembakaran sampah yang memberikan solusi pengolahan pembakaran sampah yang efektif untuk industri dan rumah tangga, terutama dalam menghadapi volume sampah harian yang tinggi. Oleh karena itu, MOTAH menjadi pilihan yang tepat.
“Nurjanah juga mengungkapkan bahwa MOTAH merupakan mesin hemat energi yang tidak menggunakan bahan bakar dengan suhu pembakaran tinggi mencapai 1000⁰C, dengan kapasitas pembakaran hingga 500 Kg/Jam. Selain itu, instalasi dan perawatannya mudah serta menggunakan material berkualitas tinggi,” paparnya.
Lebih lanjut, Nurjanah menjelaskan bahwa abu hasil pembakaran dari MOTAH dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk, karena abu tersebut telah diuji di laboratorium oleh Teknik Material Institut Teknologi Bandung (ITB).
Setelah mendengarkan paparan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, saat diwawancarai di lokasi yang sama, beliau mengatakan, “Sampah sudah menjadi masalah nasional, dan ternyata masalah ini juga cukup parah di Kabupaten Bandung, meskipun tidak separah di Jakarta. Penanganan sampah di Indonesia bisa mencapai 50 ribu ton per hari, dengan perkiraan populasi sekitar 280 juta.”
“Langkah-langkah tengah dilakukan untuk mengatasi masalah sampah ini. Gubernur dan Bupati Kabupaten Bandung telah menciptakan Refuse-Derived Fuel (RDF) dari sampah, dan inovasi dari Sektor 7 bekerja sama dengan perusahaan dalam mengelola sampah dengan standar yang baik, mencapai kapasitas 1 ton/jam,” jelasnya.
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa Gubernur Ridwan Kamil telah mencoba untuk mendirikan satu unit mesin MOTAH di setiap kelurahan, sebagai bagian dari inovasi ini.
“Kami akan mengadakan rapat besok, dan kita akan menunggu Keputusan Menteri terkait proses ini. Sampah tidak boleh hanya dibuang begitu saja; ukuran RDF mencapai 2 x 3 meter, dan kita bisa menciptakan mesin tersebut di dalam negeri. Ini adalah langkah yang baik, dan nantinya kita akan mengundang vendor untuk mengaudit dan masuk ke dalam e-katalog, sehingga siapa pun dapat membeli melalui platform tersebut,” tandas Menkomarves.