Upaya Persatukan PPP, Butuh Mediator Yang Tahu Sejarah Partai

JAKARTA, LENSAJABAR.COM — Kehadiran Plt Ketua Umum DPP PPP Mukhtamar Jakarta, Humprey Djemat bersilaturahmi dengan Ketua Umum Syarikat Islam, Hamdan Zoelva yang di dampingi pengurus masing-masing diharapkan menjadi bagian Ishlah partai tersebut.

Humprey Djemat menyampaikan keinginannya agar salah satu organisasi pendiri PPP, Syarikat Islam untuk dapat menjadi mediasi Islah antara PPP hasil Mukhtamar Jakarta dengan PPP pimpinan Romahurmuziy.

“Baru-baru ini, kami sudah melakukan silaturahmi dengan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj di Kantor Pusat PBNU, dengan agenda yang sama, yakni siapa melakukan Islah”, ungkap Humprey kepada wartawan, Jum’at (10/8/18) di kantor DPP Syarikat Islam.

Humprey mengakui, selama hampir empat tahun ini, keinginan Islah belum dapat terealisasi. Dalam hal ini butuh mediator yang memiliki kewibawaan, yang tidak lain adalah bagian sejarah yang penting dari PPP dan bukan sembarangan mediator.

“Islah nantinya dilakukan dengan format yang perlu dipikirkan. Saya yakin pak Hamdan Zoelva tahu bagaimana hal ini harus dilakukan”, ucapnya.

Lebih lanjut kata Humprey, semua pihak yang peduli dengan PPP perlu pikir panjang, sebab dalam konteks politik sekarang, mungkin bukan itu.

“Ini jangka panjang, kita harus bisa memberikan kesadaran kepada semua pihak untuk dapat mempersatukan PPP”, tandasnya.

Intinya, Humprey menegaskan, Syarikat Islam yang dipimpin Hamdan Zoelva me jadi bagian dari proses bagaimana upaya mempersatukan PPP.

Sementara, Ketua Umum DPP Syarikat Islam, Hamdan Zoelva menyambut baik dan siap membantu, sebab tidak ada gunanya yang terus terjadi konflik.

“Saya berharap betul, warga dari pendiri Partai yang masih ada untuk turun membantu dan menjadi mediator dari kedua belah pihak”, ungkapnya.

Kembali diungkapkan, adanya niat baik dari masing-masing yang sudah beberapa kali mencoba melakukan Islah, namun belum pernah ketemu antara Djan Faridz dan Romahurmuziy diharapkan sebelum pilpres dan pileg, harus sudah di selesaikan.

Seperti diketahui, PPP merupakan warisan empat partai. Karena, PPP sendiri lahir sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, yaitu Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti. Disini kita bisa belajar dari para pendiri, bahwa PPP lahir memang untuk bersatu. (Ega)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *