TNI Turun, Banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot, Hampir ‘Dilumpuhkan’

Baleendah

KAB. BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Sudah bertahun tahun daerah Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung menjadi daerah langganan banjir tahunan ketika masuk musim penghujan.

Kini daerah yang biasanya terendam sampai dengan 2 meter lebih, setelah diturunkannya TNI untuk melaksanakan pemulihan DAS Citarum, kedua daerah itu terbebas dari banjir tahunan, warga bisa beraktivitas normal dimusim hujan tanpa rasa was was.

Bacaan Lainnya

Kondisi itu dibuktikan oleh Dansektor 7 Kolonel Kav Purwadi bersama Aster Kodam III/Siliwangi Kolonel Arh G. Hasto Respatyo, Kasipenmedlek Kodam III/Siliwangi Mayor Kav Susanto dan awak media melakukan penyusuran sungai Citarum ke daerah yang menjadi langganan banjir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kab Bandung.

“Alhamdulillah hari ini kita bisa melakukan penyisiran sungai Citarum setelah kemaren diguyur hujan selama dua hari berturut turut, ada beberapa lokasi di wilayah sektor 7 yang menjadi langganan banjir apabila musim penghujan datang,” kata Kolonel Kav Purwadi kepada awak media, Kamis (03/01/2019).

Menurutnya, sudah bertahun tahun daerah Baleendah dan Dayeuhkolot selalu terendam banjir, bahkan sampai 2 meter tingginya.

“Itu akibat dari sampah dan pendangkalan sungai, ketika air datang dengan debit yang besar sungai tidak lagi mampu menampungnya, maka air melebar sampai ke pemukiman warga,” ujarnya.

Lebih lanjut katanya, selama bertugas di Citarum, pihaknya melakukan pengerukan sedimentasi sampah sedalam 4 sampai 5 meter, serta melakukan pelebaran sungai yang awalnya 30 meter menjadi 60 meter, juga menata bantaran yang dijadikan warga sebagai tempat pembuangan sampah liar. Kini dirapihkan sebagian pihaknya bangun taman yang ramah lingkungan, disamping melakukan penanaman bibit pohon sepanjang bantaran Citarum.

“Kami memang belum mampu menghilangkan banjir sepenuhnya, tapi sekarang ini setelah dilakukan pengerukan, banjir yang biasanya bisa mencapai berhari hari bahkan hitungan bulan kini hanya berlangsung beberapa jam saja, masyarakat bisa melakukan aktivitas tanpa ada rasa was-was kembali,” tandas Purwadi.

Sementara, Ketua RW 09 Hadi kepada awak media mengatakan, bahwa kondisi di kelurahan Andir terutama RW 09 sudah relatif jauh lebih baik. Menurutnya dahulu apabila datang musim penghujan, daerah ini tergenang sampai mencapai atap rumah dan bisa berlangsung berhari hari untuk surut, kadang sebelum surut apabila datang hujan lagi, air kali naik.

“Kemaren sempat tergenang, dan warga juga sudah masuk ke tempat pengungsian, tapi besoknya air sudah surut, padahal kemaren kita diguyur hujan selama dua hari, biasanya kalau sudah hujan turun Kendaraan tidak bisa melewati jalan ini sementara sekarang lancar tidak ada hambatan,” ucap Hadi. ( Mukarromah).