KAB. BANDUNG, LENSAJABAR.COM – Tak disangka tiga oknum anggota TNI telah mencemarkan citra TNI (Tentara Nasional Indonesia). Betapa tidak, ketiga oknum tersebut satu orang perwira tinggi berpangkat Kolonel Infanteri (Inf) berinisial (P) berdinas di kesatuan Makorem Gorontalo dan dua orang lagi berpangkat Bintara Kopral Dua (Kopda) masing-masing berinisial (Da) dan (A), mereka berdinas masing-masing di Kodim Demak dan Kodim Gunung Kidul wilayah Kodam Diponegoro.
Peristiwa tabrak lari terjadi pada hari Rabu 8 Desember 2021, tepatnya di jalan Raya Nagreg yang menyebabkan dua orang pasangan berinisial (H dan S) laki-laki dan perempuan terluka parah yang pada akhirnya meninggal dunia dengan cara tragis.
Ketiga oknum TNI tersebut diduga telah mengkangkangi sumpah prajurit Saptamarga dan 8 wajib ABRI. Dalam hal ini oknum TNI tersebut lari dari tanggungjawab dengan unsur kesengajaan dan telah membuang kedua korban yang pada akhirnya ditemukan di sungai Serayu Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Di lain pihak Kepala Staf
Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman dalam pernyataannya dihadapan awak media menyatakan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah kecelakaan yang mengakibatkan kedua pasangan (H dan S).
“Terkait ketiga oknum anggota TNI, saat ini mereka diproses sebagai tersangka dan ditangani pihak Polisi Militer guna proses penyelidikan dan penyidikan, saya tegaskan mereka layak di pecat,” tandas Jenderal Dudung.
Ketiga oknum TNI tersebut, diduga kuat telah melanggar beberapa Pasal Kumulatif seperti, UUD Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Jalan Raya, Pasal 310, Pasal 312, Pasal 181, Pasal 359, Pasal 338 serta Pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal seumur hidup.
Pada kesempatan tersebut, Kasad beserta rombongan Persit Kartika Candra Kirana melakukan ta’jiah dan melakukan do’a bersama yang dihadiri para tokoh alim ulama dan warga masyarakat sekitar mendo’akan agar para korban yang meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah.
Salah seorang tokoh masyarakat kepada media mengatakan, kedatangan rombongan Kasad mendapat simpati dari masyarakat sebagai bentuk rasa tanggung jawab secara moral, karena seorang Jenderal TNI berbintang empat (pernah tugas di daerah konflik Aceh, red) turun tangan dengan cara melakukan ta’jiah kerumah korban.
“Ini membuktikan pemimpin yang arif, bijak, simpatik dan tegas dalam mengambil keputusan,” ungkap tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Pewarta : Subhan, SH
Editor : Is Idris