BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Sutradara asal Bandung Tri Joko Purnomo yang sering di sapa Jo’ong pembuat Film Maker sejak tahun 2009 dan juga sering di juluki sutradara Gendeng karena dalam pembuatan filmnya dia tidak menggunakan dan memberikan naskah bagi para pemainnya.
“Saya ingin memperkenalkan kepada warga masyarakat mengenai perfilman dan menyiapkan wadah untuk warga agar bisa terjun langsung bermain film,” ungkap Jo’ong, Bandung (26/9).
Tujuan Jo’ong katanya, untuk memperkenalkan lebih dekat dan memberikan kesempatan kepada warga yang sama sekali belum pernah shooting untuk belajar bersama, edukasi , belajar percaya diri, belajar interaksi, belajar bersosialisasi, gotong royong, menghargai dan berani tampil di depan kamera, berani mencoba, natural, alami apa adanya. Dengan berbagi ilmu walau dengan keterbatasan yang saya punya setidaknya bermanfaat bagi orang banyak.
Baca Juga :
Perkenalkan Potensi Wisata, Aria Production Garap Film Love In Pangandaran
“Siapapun boleh main film dan semua pasti bisa acting, prinsip yang saya terapkan : yang mengatakan tidak bisa acting hanya orang malas, maka siapapun yang ada dilokasi saya ajak untuk membuat film belajar bersama,” ujarnya.
Tentu katanya lagi, kekurangan pasti ada, karena mereka bukan aktor jadi, atau sudah punya pengalaman, tetapi mereka bisa merasakan untuk berperan dan saatnya mereka ditonton bukan lagi menonton. Memberikan materi baru dan dengan ruang positif ini untuk mengalihkan kegiatan yang lebih bermanfaat sebagai pengalaman hidup bagi para pemain.
“Semua saya lakukan hampir semua sendiri dalam proses pembuatan film mulai dari ide cerita, memilih pemeran utama, sebagai cameramen, penyutradaraan, mengarahkan, editing semua sendiri. Kebanyakan pembuatan film tanpa crew dikarenakan untuk penghematan ekonomi dan tanpa budget, adapun budget hanya standar untuk makan dan transportasi sendiri. Pemain tidak dibayar dikarenakan saya hanya mengajak mereka berkarya positif dan berbagi ilmu. Wadah kreatif yang saya lakukan sangat efektif untuk merubah kebiasaan buruk (main game, nongkrong) menjadi ajang berkreasi berkarya positif dan outputnya adalah hasil akhir karya yang bisa ditonton bersama (nobar layar tancap),” paparnya.
Kendala dihadapi ungkapnya, kalau secara kolosal itu soal biaya karena dalam pembuatan film memakai biaya sendiri dan kendala kedua adalah team work, siapa sih yang gak mau dengan team work karena kalau bekerja dengan team work itu pasti hasilnya lebih bagus.
“Kenapa saya single fighter, karena saya tidak mau ngerepotin orang bukan berarti tidak butuh teman, karena kalau saya butuh teman itu juga saya harus siap menghargai secara finansial untuk transportasi dan sebagainya,” imbuhnya.
Selama ini dirinya menjalankan giveaway keliling daerah ke daerah berbagi Ilmu ke warga yang dia datangi, membuat film spontan baik cerita, pemain dan tanpa naskah, film tanpa naskah saat ini sudah 10 Film Pendek durasi 10 -30menit.
Adapun beberapa Film Tanpa Naskah yang pernah dibuat, yakni :
1. VIRUS BATU
2. RINDU DAMAI
3, BAHAGIA ITU SEDERHANA
4. WARNA
5.JERAMI
6,KERAJAAN ILMU
7. ANAK GANG
8. JENDRAL UDIN
9. TEROMPET
10. WEBSERIES – ANAK KOS
Reporter : Dedi .