Siswa SMAN 4 Lais Belajar Beralaskan Lantai

MUBA, LENSAJABAR.COM — Dalam Program Pemerintah Musi Banyuasin salahsatunya mengenai dunia pendidikan baik infrastruktur maupun sarana penunjang bagi kelengkapan Pendidikan sudah menjadi kewajiban dan keharusan Pemerintah untuk melengkapi Sarana tersebut.

Namun tidak bagi siswa – siswi SMA Negeri 4 Lais yang terletak di Jalan PTPN Gardu Harapan Desa Tanjung Agung Barat Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) , mereka harus rela duduk beralaskan lantai sedangkan sekolah – sekolah lain nya di tunjang dengan kelengkapan sarana pendidikan yang layak .

Bacaan Lainnya

Miris, ketika melihat siswa SMAN itu akan menulis. Mereka begitu kesulitan, karena tidak tersedia kursi dan meja. Mereka harus rela menulis diatas alas lantai seadanya, namun apa hendak di kata ini adalah contoh dunia pendidikan yang mengetuk hati Pemerintah terkait agar mempunyai kepedulian bagi sekolah – sekolah tertinggal.

Tidak hanya itu, sarana dan prasarana pada SMAN ini jauh dari kata mencukupi. Saking tidak mencukupi, kondisi ruangan kelas juga sangat tidak layak untuk proses belajar mengajar siswa, karena satu ruangan dibuat dua kelas dengan dibatasi hordeng.

SMAN yang didirikan pada tahun 2013 ini, sebelumnya menumpang di SMP Negeri 4 Lais, dan dibulan januari 2017 SMAN ini menempati bangunan baru dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini memiliki tiga ruang kelas, dan enam ruang kelas lainnya memanfaatkan ruang perpustakaan, laboraturium IPA, dan ruangan guru.

Meski kondisinya memprihatinkan, namun tak menyurutkan 14 guru honorer, 1 guru pegawai negeri sipil, beserta kepala sekolah untuk memberikan ilmu kepada 276 siswa di daerah terpencil ini.

Ketika disambangi oleh awak media. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Lais, M. Junet S.Pd mengatakan bahwa pembangunan gedung sekolah ini terkesan asal – asalan, karena tanah seluas 2 hektar ruangan kelas dibangun di tengah – tengah lapangan, dirasa tidaklah efektif untuk para guru mengawasi para siswa karena ruang kelas dibangun tidak tertata dengan baik. Kamis (11/10).

“Selain itu, sekolah tak mampu menyediakan bangku dan meja belajar, siswa pun terpaksa belajar tanpa alas, dan hanya bisa pasrah belajar dalam kondisi yang memprihatinkan karena tidak ada jalan lain. Mereka pun kerap mengeluh sakit pinggang, kaki dan badan pegal disertai kesemutan, karena harus belajar berjam – jam setiap hari dalam kondisi yang tidak nyaman dan tidak sehat”, ungkapnya

Mantan Kepala SMAN 1 Sekayu tahun 2010 ini mengakui bahwa pihak sekolah belum memiliki dana cukup untuk membeli meubeler sekolah, namun pihaknya sudah mengupayakan pengadaan kursi menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2017, tapi anggaran tersebut hanya cukup untuk 5 kelas.

“Kami minta para siswa bersabar karena sekolah belum bisa memberikan meubeler, dan berharap kepada pemerintah bisa mengucurkan bantuan sarana dan prasana yang memadai agar mereka bisa belajar dengan layak, menempati ruang kelasnya masing – masing seperti teman mereka dikelas atau disekolah lain”, harap Kepsek yang baru menjabat 5 bulan di SMAN 4 Lais ini.

Ditambahkannya, tahun 2018 ini Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah menganggarkan pembangunan tiga ruang kelas yang baru, yang sedang dibangun sejak 19 September hingga 19 Desember 2018. (Riyan ).