Semoga Partai Buruh bisa Menjadi Wadah untuk Kaum Buruh

DEPOK, LENSAJABAR.COM – Awal pandemi, produksi di PT Pearl Star Indonesia (PSI) bisa dikatakan stabil, namun memasuki tahun kedua belakangan ini order malah berkurang. Namun begitu pihaknya tetap tidak ada pengurangan tenaga kerja. Hingga saat ini jumlah karyawan di PT PSI kurang lebih 200 orang.

“Sampai saat ini kami tidak tahu apa penyebabnya. Tapi mudah-mudahan bisa stabil lagi,” ujar Ketua PUK SP KEP SPSI PT Pearl Star International (PSI) Sarono kepada wartawan di sekretariat PUK, Kamis (7/10/2021).

Dikesempatan yang sama dirinya menyampaikan aktifitas tempat kerja, dari di masa pandemi Covid-19 ini yang memang menjadi perhatian bagi tenaga kerja dilingkungan yang harus memperhatikan dengan ketat protokol kesehatan.

“Walaupun dalam aktifitas pekerjaan di PT PSI sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, tapi virus corona tetap masuk ke lingkungan kerja yang di bawa dari rumah oleh para pekerja. Dan saat virus Delta, tenaga disini terpapar 9 orang positif dan salah satu pengurus PUK yakni Bendahara meninggal dunia karena positif Covid-19, yakni alm. Heru Wahyudi,” ungkap Sarono yang didampingi Sekretaris dan Bendahara PUK PT PSI.

Masih katanya, saat ini perkembangan upah di PT PSI tidak ada masalah, karena pihak PUK dan manajemen duduk bersama (Bipartit) mencari solusi bila terjadi perselisihan upah. Namun bila tidak ada kata sepakat, baru serikat pekerja melibatkan pihak ketiga yang dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kota Depok (Tripartit).

“Walau awalnya kami sempat mengalami kejadian akan mengadakan aksi karena tidak ada kata sepakat antara PUK dan Manajeman.Tapi dengan hadirnya Disnaker dan Apindo sebagai penengah, sehingga mendapat win-win solution akhirnya kami batalkan aksi tersebut,” tandasnya.

Sementara dalam advokasi bila terjadi perselisihan antara tenaga kerja dengan manajemen, fungsi serikat (PUK) akan adil dalam mengambil keputusan, bila tenaga kerja salah katakan salah, dan bila manajemen salah juga harus katakan salah. Begitupun sebaliknya.

“Kami tidak berpihak kepada siapapun, seandainya pekerja yang salah akan kami bina, begitupun bila manajemen salah pasti kita bicarakan, saat ini yang bergabung di serikat sebanyak 130 orang dan rata-rata mereka sudah di vaksin, walau mereka vaksin ada yang tahap satu dan dua di luar perusahaan,” jelasnya.

Terkait Partai Buruh dirinya mengungkapkan, kalau bicara politik, bahasa itu bagi dirinya ‘siluman’ susah ditebak, kadang kelihatan kadang tidak. Bicara perwakilan dari SPSI di Partai Buruh, kecewa tetap kecewa, kenapa bukan Andi Gani Nenawea yang menjadi Pandega/ pemimpinnya. Namun untuk SPSI ada perwakilan satu orang yakni yang menjadi Sekretaris Jenderal (Ferry Nurjalih, red) adalah perwakilan dari SPSI.

“Itu mungkin sudah melalui musyawarah, yang jelas kami sendiri dari PC Depok selama ini belum mengikuti pertemuan apapun tetapi pekerja/buruh disini tetap memantau perkembangan. Tapi atas nama pribadi, keberadaan Partai Buruh itu perlu, terlepas bathin pekerja/buruh ini masih setengah-setengah, dalam arti kalau pekerja/buruh mempercayakan orang diatas, belum tentu selamanya akan memperhatikan pekerja/buruh. Contoh pekerja/buruh pernah mendukung salah satu orang untuk duduk di parlemen, tapi pekerja/buruh tidak pernah dibela atau diperhatikan. Kalaupun membela itu hanya seucap-dua ucap, hanya mengugurkan kewajiban sebagai perwakilan,” urainya.

Sebagai contoh, di Brazil saja yang jadi Presidennya (Luiz da Silva, red) dari Partai Buruh. Semoga Partai Buruh di Indonesia bisa jaya dan perwakilan buruh bisa mengemban amanah untuk mensejahterakan kaum buruh.

Adapun susunan Pengurus PUK SP KEP SPSI PT Pearl Star International :

– Ketua : Sarono
– Sekretaris : Adhis Yunarto
– Bendahara : Sabari (Belum ada SK) tunggu dari DPC
– Wakil Bendahara : Slamet
– Wakabid Pendidikan dan Organisasi : Maiman
– Wakabid Pembelaan dan Advokasi : Bitcar
– Wakabid Olahraga : Sukrisno
– Wakabid Sosek dan Kerohanian : Turman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *