Sekolah harus bersikap objektif dalam Sekolah Ramah Anak

BANDUNG,LENSAJABAR.COM–Ketua Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A) provinsi Jawa Barat yaitu Ibu Hj.Netty Heryawan , sebagaimana fungsinya Dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender, memfasilitasi Perempuan dan Anak dari korban kekerasan agar korban terlindungi atas hak kebenaran, yang juga di lingkungan pendidikan Ibu Netty di kenal dengan Bunda PAUD dan Bunda Literasi , di hari Launching Sekolah Ramah anak (21/12) memberikan pengarahan pada Para kepala Sekolah SMA/ SMK serta SLB juga para siswa dari beberapa sekolah yang hadir di Gedung Bhayangkara Cicendo Bandung.

Disampaikan oleh ibu Hj. Netty Heryawan, untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak , harus di persiapkan berbagai Aspek dan Konsep sebagai penunjang kenyamanan anak di sekolah , mulai dari Kebutuhan fisik bangunan Sekolah , ruang kelas serta berbagai fasilitas lainnya termasuk untuk lingkungan di sekolah, di dukung kurikulum dan beban Akademis, dimana Guru di tuntut saat memberikan pelajaran bisa dipahami dan tidak mempersulit siswa, tegas Hj. Netty di hadapan para kepala Sekolah dan siswa yang hadir di launching sekolah Ramah Anak dan sekolah terbuka jenjang SMA / SMK / SLB.

Untuk mencapai keberhasilan harus kita inisiasi sesuai paradigma disertai perubahan Sikap perilaku kepala sekolah dan Guru bahkan siswa , yang lebih dituntut tentu sikap kepala sekolah dan guru agar mengedepankan empati pada siswa yang dianggap lemah di lingkungan sekolahnya . Saat berlakunya undang- undang perlindungan Anak pada tahun 2002 , kita mulai menerapkan perhatian pada anak-anak , melalui arahan dan keteladanan akan menghindari Prilaku kekerasan Physis ataupun Fisik, sehingga anak merasa terlindungi dan merasa aman di sekolah dan di rasa akan menjadi Rumah kedua oleh siswa tegas Bunda Netty .

Jika terjadi kekerasan Physis , akan sangat berpengaruh pada anak karena mengarah ke jiwa anak , hanya melalui Sikap dan Prilaku guru maka anak akan merasa aman di sekolah , dan tidak akan melarikan diri mencari kenyamanan di luar sekolah yang membahayakan pergaulannya . Namun juga Bukan sekedar tanggung jawab guru dan kepala sekolah saja berperan menyiapkan sekolah yang Ramah Anak , tetapi juga ada beberapa indikator yang harus di persiapkan oleh pengelola di Dinas pendidikan provinsi Jawa Barat sebagai pendukung terwujudnya Sekolah Ramah anak , tegas Ibu ketua P2TP2A , Hj Netty Heryawan yang di sambut baik oleh Kadisdik jabar Drs.H.Ahmad Hadadi Msi, ketika bu Netty menyebut jenis indikator apa saja bagi sekolah yang menjadi keharusan menerapkan ciri bagi sekolah sebagai sekolah ramah anak , sebagai contoh kecil keberanian kepala sekolah untuk memampangkan no kontak hp nya di plang halaman sekolahnya , memberi kenyamanan fasilitas di sekolah, siap dihubungi kapanpun untuk permasalahan yang ada di sekolah ataupun siswa-siswanya, namun dengan begitu jangan di kedepankan fasilitas berupa Toilet atau pembangunannya saja yang di penuhi , tapi moral pun harus di kedepankan “tutup ibu Netty Sepriani Heryawan .( FRD).