JAKARTA–LENSAJABAR.COM– Bahasa Indonesia secara politis telah memacu semangat kolektif masyarakat Indonesia. Peran penting bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mampu merevitalisasi jati diri dan indentitas secara politik dan diplomatik kedalam sikap “Nasionalisme Bahasa”, baik di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara.
Rektor Unindra PGRI, Prof Dr H.Sumaryoto menyampaikan, upaya terobosan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu kawasan Asia Tenggara bukan hanya penting tapi harus diwujudkan. Sudah saatnya pula negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjalin hubungan baik dan interaksi yang tidak hanya mengedepankan pendekatan politik. ASEAN perlu memulai dan menekankan hubungan politik dan diplomatik yang berbasis pendekatan budaya dan bahasa.
“Bahasa Indonesia sungguh dapat mengambil peran sebagai alat pemersatu di kawasan Asia Tenggara. Kami dari pihak akademisi sedang berupaya melakukan peningkatan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu di kawasan Asia Tenggara, ” ujar Sumaryoto disela acara Simposium Internasional di Kampus B Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (18/7/17).
Lebih lanjut katanya, sama-sama diketahui bahwa belakangan ini pengaruh globalisasi yang bermula dari perdagangan bebas hingga mengarah ke penggunaan bahasa.
“Bahasa yang sekarang digunakan oleh internasional yang diakui PBB yakni Bahasa Inggris, Prancis. Sementara untuk Asia sudah berkembang dengan bahasa Mandarin.
Simposium yang mengangkat tema “Upaya Peningkatan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu di Kawasan Asia Tenggara” ini diikuti oleh peserta dari beberapa negara di Asia Tenggara. Dan diharapkan nanti pemikiran-pemikiran yang ada dalam simposium ini terarah pada subtema penguatan Bahasa Indonesia/Melayu dalam ranah (1) politik dan diplomasi, (2) seni dan budaya, (3) ilmu, (4) teknologi, serta (5) ekonomi dan bisnis.(idris)
Hey very nice blog!
Nice blg here! Additfionally your web sitye lots up very fast!