BANDUNG, LENSAJABAR.COM – Kuasa Hukum dari De Prima Terra (DPT) sempat menantang sejumlah media usai pemberitaan yang ramai atas dugaan pencemaran lingkungan.
De Prima Terra adalah kawasan industri dan pergudangan. Kawasan ini sudah banyak berdiri PT/CV manufaktur kimia, tekstil, otomotif, alat berat, jasa engineering, supplier alat kesehatan, bahan bangunan, perusahaan makanan minuman serta banyak berbagai bidang industri lainnya, jika ditotal kemungkinan ada 25 perusahaan aktif.
Setelah ramai pemberitaan, Kuasa Hukum dari De Prima Terra menghubungi salah satu awak media, dan dia menginginkan agar take down berita dan meminta agar para media tidak mempermasalahkan lagi hal tersebut.
“Kang saya Ginan, lawyernya kawasan De Prima Terra. Kita kan bareng sama wartawan nih udah lama, kita sama – sama saling ini lah, intinya sama – sama orang Sunda lah. Dengan nada menantang, kalau mau panjang bisa panjang kalau ingin pendek bisa pendek,” ucap Ginan, Kamis (3/7/2025).
Selain itu, ia juga berkeras hati serta mengancam salah satu media untuk men-take down berita, jika tidak ingin masalah ramai kemana – mana.
“Sok eta berita di take down heula, nya ngke aya lah buat anak – anak sakeudik dari pada urang janten rame kitu lah, da kantor abdi mah ieu di jl. Otista no. 392 sok bade sumping mangga”. (Ya udah itu berita di take down dulu, ada lah nanti sedikit buat anak – anak, dari pada ini kita buat rame, untuk kantor saya di Otista no. 392 datang aja),” ucap kuasa hukum melalui telepon WhatsApp.
Diketahui De Prima Terra sendiri memiliki banyak pabrik yang mengandung limbah cair dan sering kali juga ditindak oleh dinas – dinas terkait karena ulah perusahaan dan kawasan itu sendiri. Namun bukannya jera, kawasan tersebut tetap melanggar aturan seperti diduga kuat akan hukum.
Diakhir telepon, Kuasa Hukum dari De Prima Terra juga membeberkan bahwa punya banyak kenalan dari media senior yang bisa memihaknya, dan bersikeras untuk tidak diberitakan dan menantang untuk memperpanjang permasalahan.
“nya tos kieu we, saya punya solusi, ku saya difasilitasi tapi take down dulu beritanya, da saya ge banyak berita – berita nu tiasa diangkat mah, saya ge nyaho segala macemna, nya ayenamah bisi rek manjang, manjang, bisi rek pendek, pendek. (“Ya sudah begini saja, saya punya solusi, nanti sama saya difasilitasi tapi hapus/cabut dulu beritanya. Saya juga punya banyak berita yang bisa diangkat, saya juga tau segalanya, sekarang mah kalo panjang, panjang, kalo mau pendek pendek),” tutup Ginan.
