Rakyat Kecil Menjerit Akibat Hilangnya Saluran TV Karena Harus Beli Set Top Box

BOGOR, LENSAJABAR.COM – Menantikan tayangan televisi dirumahnya Fokus Satu, Jawa Barat suasana sepi menyelimuti kediaman Anisa (46) yang berdomisili di wilayah RT 04/05 Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan.

Ibu Rumah Tangga yang berstatus janda ini, setelah lama ditinggal almarhum suami tercinta.Pekerjaan Anisa sehari hari sebagai penjual makanan berupa gorengan yang dititipkan pada warung diseputaran tempat tinggalnya dan sebagian dibawa anaknya sekolah sambil berdagang.

Saat tim awak media mewawancarai Anisa dikediamannya mengungkapkan kasihan anak-anak untuk saat ini mereka tidak bisa menonton acara televisi.

“Hiburan rakyat dari masa ke masa melalui televisi haruslah dipisahkan dengan pemirsanya. Kami sangat bingung dan susah saat ini, ingin menjerit tapi tidak kuasa, hanya doa dan kepasrahan serta kenyataan hidup yang harus kami telan saat ini,” ucapnya.

Kompensasi berupa pemberian Set Top Box (STB, red) belum diterimanya, Anisa hanya bisa berharap apakah memang sudah ada tertera namanya untuk mendapatkan haknya (STB)?

Namun dirinya tidak berkecil hati, dia tetap gigih berusaha karena tidak ingin anaknya menagis gara-gara tidak bisa menonton televisi. Sedikit demi sedikit penghasilannya ditabungkan hanya untuk bisa membeli sebuah Set Top Box (alat bantu untuk mendapatkan siaran televisi digital). Tapi, betapa terkejut dan lemas, hampa sudah harapannya ketika sampai disebuah toko elektronik yang menjual Set Top Box tersebut dengan harga Rp.250.000,- lebih, sementara uang yang dibawa anisa hanya Rp. 150.000,-. Akhirnya anisa kembali pulang kerumah dengan wajah penuh kecewa, sedih pahit untuk menelan nasib yang dialaminya.

Saya memohon kepada instansi terkait untuk segera membantu penderitaanya,’ lirih Anisa.

Bisa dibayangkan kehidupan sederhana sosok Anisa harus membimbing 6 orang anaknya dan membesarkan serta memberikan pendidikan yang layak hanya dengan berjuang sendiri menerjang derasnya ombak kehidupan. Aktifitas Berdagangnyapun sudah mulai terasa lemah, karena lebih besar pasak daripada tiang.

“Belum lagi harga bahan untuk membuat makanan dagangannya melambung tinggi,” ungkap Anisa mengakhiri wawancaranya

Pos terkait