KAB. BANDUNG BARAT, LENSAJABAR.COM — Persoalan dugaan limbah cair yang keluar dari beberapa saluran siluman yang tidak ada tanda titik koordinat sebagai outpal pabrik masih menjadi pertanyaan besar kinerja dari berbagai pihak yang memiliki kebijakan dan kewenangan penuh untuk melakukan aksi atau tindakan tegas agar para oknum pabrik jera.
Sumber di lapangan, bahwa pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat lakukan sidak turun ke pabrik PT Daya Pratama Lestari (DPL) yang berlokasi di Jl. Industri Batujajar Permai II No.29, Laksanamekar, Kecamatan Padalarang.
Sejauh ini pihak DLH sendiri belum menjelaskan secara detail hasil dari sidaknya ke media meski sudah di infokan, bahkan dikonfirmasi lanjutan terkait dugaan pencemaran lingkungan yang ekstrim akibat saluran siluman yang tidak ada tanda koordinat outpall pabrik yang sudah ditentukan.
Dijelaskan sebelumnya bahwa pabrik DPL diduga membuang limbah cairnya yang berwarna hitam kecoklatan dan bau ke media tanah dimana disitu ada kebon yang dikelola oleh warga. Dan beberapa saluran siluman untuk media saluran buang limbah cair pabrik.
Dijumpai di posko Satgas Citarum Harum sektor 9 Galanggang Batujajar, Dansektor Kol.Kav. Edward Prancis yang saat itu mengundang dan ingin meminta penjelasan dari semua awak media yang turun ke lapangan dalam melakukan expedisi limbah cair Pabrik PT Daya Pratama Lestari.
Dijelaskan sejelas mungkin terkait temuan, namun sayang sosok Dansektor berpangkat Kolonel (Pamen) ternyata memiliki temperamen tinggi dan kasar dalam menelaah temuan dan penjelasan dari awak media, yang dirinya juga sebenarnya ingin tahu secara dalam, dari mana media tahu bahwa PT Daya Pratama Lestari membuang limbah. Dalam hal mengambil sampel mengunakan apa wadahnya, apakah itu steril, tanggal berapa informasi tersebut didapat, informasinya harus akurat.
“Saya tidak peduli, kalau memang salah dan terbukti akan kami tindak secara tegas.Saya juga sudah melakukan pengecekan, tapi semua baik – baik saja, saya disini bekerja dengan benar, ini bukan jabatan karier, hanya penempatan saja,” ucap Edward, Rabu (4/10/2023) kepada awak media.
Masih katanya, sektor 9 ini adalah sektor tempat penampungan sampah dari Bandung, Cimahi. Setiap hari pihaknya selalu mengangkut sampah dari dalam sungai.
“Kami disini juga memiliki TPA Sari Mukti 2 setiap hari kita bakar, siapa sih perwira yang berpangkat Kolonel yang setiap harinya mencium asap, saya rasa tidak ada. Tapi demi kebaikan, setiap hari sampahnya kita bakar dan saya juga tinggal disini,” ujarnya.
Merasa tidak terima dikarenakan salah satu team media tersenyum pada saat orang nomor satu di sektor 9 tersebut sedang berbicara, dia menganggap seperti dilecehkan, sontak langsung marah dan mengeluarkan kata “MONYET KAMU”.
“Kenapa kamu tertawa, ini wilayah saya, anda jangan macam – macam, kalau kalian mengada – ada, saya tidak peduli, akan saya sikat, informasi yang saya terima menjadi bahan evaluasi saya dan kami akan turun kelokasi bersama DLH, Polda Jabar, kalau terbukti mereka membuang limbah akan saya tindak tegas,” tandas Dansektor 9.
Karena Kol Kav Edward Prancis melontarkan kata kasar, team wartawan melakukan protes.
“Kenapa kami dilarang tersenyum dan kenapa bapak katakan saya MONYET. Kami disini hanya memberikan informasi dan tolong jangan intervensi tupoksi kami sebagai media, kalau berbicara tentang pengambilan sampel supaya steril, saya rasa kita disini, sama – sama tidak punya hak, karena yang berhak mengambil sampel hanya yang telah memiliki sertifikasi,” ucap salah seorang wartawan. (Red)