Pembangunan Drainase Perkotaan Dijalan Dadali, Dikeluhkan Warga Sekitar Akibat Bau Yang Menyengat

KOTA BOGOR, LENSAJABAR.COM – Proyek pembangunan drainase dengan nilai kontrak Rp.153.409 892,00,- yang berlokasi di Jalan Dadali RT 3/5, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat diduga dikeluhkan warga lantaran dampak dari genangan air yang menimbulkan bau tidak sedap.

Rubi salah satu warga sekitar mengatakan pada awak media (7/12/2022) melalui WhatsApp, sekitar 2 minggu kemarin ada pengerjaan drainase dan digali sampai dasar, sampai ketemu temboknya, sementara pengerjaan itu memang belum tuntas sampai 100% baru sekitar 60% yang 40% itu belum di kerjakan sama sekali, dan itu mengakibatkan air diselokan tergenang dan di penuhi lumpur yang menimbulkan bau busuk dan mencemari sumur.

“Bahkan dari genangan air tersebut dapat menimbulkan sarang nyamuk, dan mungkin genangan tersebut bisa menjadi sumber penyakit,” ujarnya.

Rubi juga berharap agar pihak proyek dapat segera menyelesaikan proyek tersebut agar genangan air tersebut dapat mengalir dengan lancar,” pungkasnya.

Huda selaku pengawas saat dikonfirmasi melalui via pesan WhatsApp di hari yang sama mengungkapkan, “Iya pak kalau saya mah dari kantor pak, oh iya pak enggak apa – apa ke saya aja, emang ada masalah apa ya,” ucap Huda.

Dikutip percakapannya disampaikan, “iya pak soalnya kerjaan kita cuma normalisasi aja pak, kalau bagian itu mungkin karena saluran air, tapi dengan ketinggiannya sama, jadi air gak jalan pak. Namanya kerjaan normalisasi, sehari di keruk juga pasti tiga hari dah ada lumpur lagi,” jelasnya.

Huda menambahkan, saat ini pihaknya fokus dengan memplester/ mengaci, tapi kalau hujan lebat pasti lancar, apalagi dulu banyak rumput-rumputnya itu di dalam saluran itu. Bahkan itu salurannya itu sudah di anggap mati, mangkanya di keruk dan di normalisasikan biar lancar.

“Kerjaan kita salahnya dari mana dulu, kalau genangan air itu bukan salah kita, emang kondisi alamnya begitu, karena kita cuma pengerukan lumpurnya, misalnya ada sampah bambu atau apa, pas pertama di kerjakan tuh bersih semuanya, dan emang orang dinasnya juga ngerti masalah genangan air itu, karena udah tiga hari juga sudah pasti ada lumpurnya lagi, dan kalo masalah bau itu soalnya mungkin ada kotoran atau semacamnya yang di buang kesitu dan kalau memang tidak mau tercium bau, ya harus di tutup salurannya, karena awal datang kesitu juga udah bau juga, dan kita kerja itu sesuai RAB juga, kecuali kalau ada di RAB nya ya pasti kita kerjakan,” ujarnya.

Huda juga mengatakan bahwa dirinya hanya pekerja kantor dan hanya untuk mengambil foto atau dokumentasi saja.

“Sebenarnya pelaksananya bukan saya, tapi pak Hamid, kalau saya bagian kantor dan hanya mengambil dokumentasi aja, takutnya nanti rame di media, kan saya bingung, salah saya apa, kalau kerjaan kita mengganggu saluran air dan menyebabkan genangan air, itu baru kita salah, kerjaan kita kan hanya normalisasi pasang baru, kalau ada sampah kita angkat, kalau enggak ada kita lewat, dan dari sana juga udah mampet di cafe itu, kan kita enggak bisa ngelewatin cafe itu, karena di cor mati itu sama cafe, kita enggak bisa lewat bawahnya, kalau memperlancar sih kita memperlancar buangan air disitu,” paparnya.

Huda juga mengatakan agar masalah ini tidak di tayangkan di media. “Kalau bisa jangan di tayangkan di media, karena kan kerjaan kita hanya normalisasi aja, masa masalah kecil seperti ini harus bawa bawa wartawan padahal kan saya tau yang ngomong ke bapak itu siapa, kalau boleh nanti ketemu aja ya pak,” tutupnya. (Ayub)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *