Pedagang Sekitar Kolong Flyover ARH, Sambut Baik Taman Sehat Tematik

DEPOK, LENSAJABAR.COM – Pasca kerusuhan Mei 1998, Flyover Arief Rahman Hakim (ARH) dibangun banyak dampak negatifnya, karena penggunaan kolong flyover ini digunakan untuk kepentingan masing-masing, seperti untuk parkir dan juga rawan, karena tidak ada penerangan. Jadi seolah-olah tidak ada aturan. Demikian yang disampaikan pemerhati lingkungan Pakde Bowo kepada wartawan, Kamis (10/02/2022).

“Yang lebih memprihatinkan, para pedagang yang berada di sisi kanan-kiri flower ini seakan mati suri dan ini berlangsung selama puluhan tahun,” imbuhnya.

Karena itu, dirinya sebagai masyarakat kota Depok terpanggil dengan kondisi seperti ini, karena kita ketahui lokasi ini adalah pusat kota. Inilah yang menjadi pemikirannya dan teman lainnya sebagai masyarakat Depok bagaimana merubah kondisi ini.

“Kami berinisiatif untuk menata kolong flyover ARH dengan memperbaiki menjadi yang bermanfaat. Maka kita bangunlah Taman Sehat Tematik ARH dengan fasilitas seperti Mini Futsal, Gym Outdoor, Mini Basket, Taman Lalu Lintas dan kantin,” ujar pria yang eksis di lingkungan kota Depok ini.

Dengan hasil perbaikan kolong flyover ini, dikatakan pakde Bowo para pedagang yang mempunyai usaha di sisi kanan-kiri flyover sekarang seperti mendapat darah segar, semangat dan yang terpenting mereka mendukung sekali.

“Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi mereka tumbuh lagi, seperti ada kepercayaan diri untuk berdagang kembali. Malah ada beberapa yang baru menghidupkan toko kembali,” ungkapnya.

Lebih lanjut katanya, sebelum dibangun seperti sekarang ini, sebagai masyarakat pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah kota. Dan pemerintah kota Depok memberikan kebijakan dan Pemkot Depok mensupport/mendukung.

“Apalagi saat penertiban di kolong flyover ARH Pemkot Depoklah yang turun tangan sebelum dibangun taman ini. Dan berjalan kondusif pada saat penertiban,” katanya.

Nantinya, pasca dibangun Taman Sehat Tematik ini, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah kota Depok sebagai user dengan segala sesuatu pertimbangan seperti apa pengelolaan selanjutnya. Apakah akan diberikan pengelolaan kepada Dinas terkait (Disporyata), ormas atau masyarakat.

“Pemkot Depok pasti akan paham karakter masing-masing, siapa yang akan diberikan kepercayaan itu dengan melihat track record, mungkin di ormas. Agar kedepan Taman ini bisa di manajemen dan di maintenance. Karena buatnya tidak susah, namun merawatnya yang sulit,” ujar pria setengah baya ini.

Ia juga menegaskan bahwa Taman Sehat Tematik ini dibangun tidak melalui anggaran Pemerintah Daerah atau APBD, tetapi anggaran dari pihak ketiga atau anggaran dari perusahaan yang ada di kota Depok melalui dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dan dibangun dengan tidak terbatas waktunya.

“Saya tidak mau mengerjakan proyek dengan APBD, takut bermasalah, khawatir saja,” imbuhnya.

Dikesempatan tersebut dirinya juga mengatakan bahwa Komunitas Kampoeng Kita Depok (K3D) saat ini sudah mempunyai banyak pengurus dan sudah banyak binaan. Sebab, dirinya mengaku tidak bisa sendiri.

“Saya ajak masyarakat atau rekan-rekan yang peduli dengan lingkungan demi mewujudkan kenyamanan kota Depok, demi kondusifitas kota ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *