Pada Ulang tahun ke 9,Majelis Sastra Bandung gelar sesuatu yang berbeda

BANDUNG,LENSAJABAR.COM-– Jika tahun-tahun sebelumnya Majelis Sastra Bandung (MSB) gelar pentas dangdut, wayang, longser dan lain-lain,kini pada ulang tahun ke 9 MSB menggelar acara diskusi besar soal “Keberadaan Komunitas Sastra” yang ada di Jawa Barat.

Acara akan digelar Minggu, 21 Januari 2018 pukul 12.00 wib,siang sampai selesai di Studio Jeihan Jalan Padasuka 145 Bandung.

Turut hadir sebagai pembicara antara lain Juniarso Ridwan, Ahda Imran dan Heri Maja Kelana. Selain itu, ada penampilan musik Adew Habtsa, pembacaan puisi Dedy Koral dan performance art Mohamad Chandra Irfan dan Komen Radenroro.

Rois ‘Am Majelis Sastra Bandung, Matdon” menyampaikan, dalam diskusi ini akan “diguar” bagaimana kehidupan sastra yang ada di Jawa Barat yang hidup tanpa bantuan pemeritah. Bandung, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cianjur , Sukabumi, serta komunitas sastra di kampus-kampus.

Lomba Nulis Puisi Majelis Sastra Berhadiah Rp 4,5 Juta

Akan diumumkan juga siapa pemenang lomba menulis esai yang digelar beberapa waktu lalu, berhadiah 4 juta rupiah, dengan tema  “Hubungan Komunitas Sastra dengan pemerintah” untuk umum warga negara Indonesia. Lomba dimulai 1 Oktober dan berakhir 25 November 2017.

“Tema tersebut diangkat, lantaran selama ini kehidupan sastra terasa diabaikan oleh pemerintah, kalau ada acara-acara tertentu paling hanya sebagai sisipan dalam rangkaian acara,” terang Matdon.

“Padahal, kehidupan sebuah kota, provinsi atau negara, sastra memegang peranan penting sejak zaman pra-penjajahan hingga kini,” sambung Matdon.

MSB sebagai komunitas sastra yang berkegiatan di Bandung mencoba mendobrak hal tersebut dengan prinsipudunan untuk setiap acara”Pungkas Matdon.

Lebih lanjut Matdon”Mengungkapkan,MSB sendiri merupakan komunitas sastra nirlaba, berdiri 25 Janurai 2009. didirikan oleh penggiat sastra seperti Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, dan Yusef Muldiyana.

Aktivitas rutinnya ialah “Pengajian Sastra” dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu” Papar Matdon.

Pengajian Sastra berlangsung rutin, sebulan sekali dan pada Desember 2017 ini sudah pengaijan sastra ke 90. Berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai  mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, flm, musik dll.

Beberapa penyair “menghidupkan” Majelis ini mulai dari Acep Zamzam noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Faisal Syahreza, Ahmad Faisal Imran, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Zulfa Nasrullah, dan sejumlah sastrawan nasional lainnya.

Dengan Moto/Tagline: Majelis Sastra Bandung, ruang Sastra yang sebenarnya, lahir seumlah buku antologi dengan kesederhanaan yang sangat sederhana. Sehingga kami bisa berkata bahwa MSB adalah sebuah lembaga kebudayaan (khususnya sastra) nirlaba, mengembangkan kesenian, penerbitan, penelitian, dokumentasi, dan wadah kreativitas tanpa dipengaruhi partai politik.(*red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *