Oknum HRD salah satu pabrik di Majalaya lakukan tindakan asusila

KAB. BANDUNG – Seorang karyawati alami takut dan trauma pasalnya mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari atasan pabrik CV Sungai Indah yang berlokasi di Jalan Raya Laswi No.124, Padamulya, Kecamatan Majalaya. Diduga korban (22) tahun mendapatkan perlakuan pelecehan (asusila) pada Kamis (17/3/22) dari HRD berinisial SN selaku atasannya.

Kronologis kejadian tersebut bahwa atasannya yang menjabat HRD berinisial (SN) melakukan pelecehan seksual terhadap bawahannya sebut saja Bunga. Tindakan tersebut sudah sering terjadi, namun pihak korbanya tak berani bercerita kepada keluarganya, dengan ancaman atau beralasan bahwa ini adalah pekerjaan.

Menurut keterangan korban, mungkin awal-awal dirinya menganggap itu adalah candaan, namun seiring berjalannya waktu dan terus berulang SN semakin berani.

“Saya diperlakukan kurang pantas dengan cara SN memegang bokong saya, dan saya juga diminta untuk menemani dia keluar atau jalan ke suatu tempat, bahkan saya juga di minta untuk ajari dia bahasa Inggris (les private, red), dan kadang pulang larut. Dan pada kesempatan tersebut, SN sering merayu saya, padahal saya sudah punya kekasih (tunangan),” ungkap bunga.

Padahal SN sudah tahu kalau dirinya sudah punya pasangan, dan dia juga sudah beristri, namun tetap saja selalu menggoda dirinya.

“Bahkan SN sentuh-sentuh saya dan pernah berusaha memeluk saya, saya jadi takut. Ditambah lagi ada ejekan pada tunangan saya dengan kata-kata yang kurang pantas. Lalu hal ini saya adukan pada orang tua saya dan tunangan saya,” ucapnya.

Pihak keluarga korbanpun langsung menuju ke pabrik tersebut untuk mengkonfirmasi. Pihak dari pelaku tersebut pun tak berani mununjukan dirinya, dan hanya diwakili oleh Beni selaku jabatan yang tertinggi.

Saat di konfirmasi langsung dan di saksikan aparat setempat Bhabinkamtibmas dan Babinsa wilayah dan beberapa keamanan security pabrik yang bersangkutan tidak hadir, padahal pihak korban hanya ingin minta penjelasan dan juga minta pertanggung jawabkan atas dugaan pelecehan.

“Mulai dari pegang-pegang tangan, pegang kepala, mengelus pipi, rambut, dan yang buat saya memuncak dia memegang pantat saya, sampe ngajak main dan liburan ke pantai berdua,” ucapnya.

Pihak korbanpun menanyakan dimana keberadaan (SN) agar situasi dan kondisi pun tak memanas dengan adanya keterangan yang jelas.

“Saya tanya dimana keberadaan orang ini (SN), jangan mencoba untuk melindungi atau menyembunyikannya, ini masalah harga diri yah, jangan di sepelekan,” tandas HN, tunangan korban.

Beni pun mengatakan, dirinya hadir dengan memakai nama perusahaan dan bukan nama pribadi. Dikatakan bahwa dirinya tidak tahu. Sepertinya diluar, karena belum menemuinya sama sekali hari ini.

Dan lorbanpun memberitahu kepada keluarganya bahwa pelaku sedang ada di dalam pabrik, dan Beni sedang berbohong mencoba untuk melindunginya.

Lalu tunangan dari sang korban pun menanyakan kembali, “Dimana pria ini, jika kamu berbohong dan mencoba melindunginya, kamu akan ikut imbasnya,” kata HN.

“Baik saya akan jujur, iyah (SN) memang berada di dalam pabrik, maaf saya berbohong, karena ini menyangkut nama baik perusahaan juga,” ujar Beni.

Situasi pun semakin memuncak, pihak korban menghindari adanya tindakan yang tidak diduga nantinya, dan melanjutkan tindakan kepada kepolisian dan menyerahkan untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut. (red)