Masyarakat Adat Kabupaten Merauke dan Boven Digoel Minta LSM Mighty Earth Jangan Campuri Wilayahnya

Foto : Masyarakat Adat Kabupaten Merauke dan Boven Digoel

JAKARTA,LENSAJABAR.COM–Kabupaten Merauke dan Kabupaten Boven Digoel merupakan dua kabupaten di Provinsi Papua yang banyak menyimpan sumber daya alam yang potensial untuk kesejahteraan ekonomi masyarakatnya.

“Dengan potensi ini, kamipun siap menerima investor untuk berinvestasi dan kita telah membuka diri untuk para investor namun harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar bupati Merauke, Papua, Frederikus Gebze saat memberikan keterangan pers usai diterima pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (29/9/17).

Bupati menandaskan, namun semua itu tidak berjalan mulus sesuai keinginan dari masyarakat di dua kabupaten yang dalam istilahnya mempunyai SDA “Emas Hijau” itupun menjadi pusat perhatian dunia internasional, termasuk juga perhatian dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun pemerhati lingkungan.

“Campur tangan LSM Asing seperti Mighty Earth sejak 2016 lalu dengan kampanye negatif terhadap pembangunan perkebunan kelapa sawit di tanah ulayat kabupaten Merauke maupun Bovel Digoel sangat menganggu kami. Mereka (LSM, red) bicara hanya dengan data-data sekunder atau hanya dapat informasi atau mendengar dari beberapa pihak yang kemudian menyampaikan kepada petinggi-petinggi perusahaan yang sudah bermitra dengan kami. Sebagai informasi, bahwa kami sudah bekerjasama dengan 7 perusahaan dan sudah ada 4 koperasi yang terbentuk berkat kerjasama dengan perusahaan tersebut,” jelasnya.

Masih menurut bupati, pihaknya memohon bantuan Kedutaan Besar Amerika Serikat melalui Duta Besar AS Joseph R Donovan, Jr untuk mengingatkan LSM asing Mighty Earth untuk tidak melakukan kampanye negatif dan tidak mencampuri pembangunan perkebunan kelapa sawit didaerah kami, karena sudah sesuai dengan peraturan Pemerintah RI dan sudah disetujui oleh kami masyarakat pemilik hak ulayat.

Ditempat yang sama, Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Sebastianus Ndiken menambahkan, kampanye negatif tersebut sangat merugikan masyarakat sebagai pemikik hak ulayat, karena menyerang perusahaan kelapa sawit yang telah bermitra dengan masyarakat, sehingga perusahaan tersebut telah menghentikan pembukaan lahan untuk pembangunan kebun kelapa sawit, akibatnya pembangunan kebun plasma untuk masyarakat lokal belum terlaksana sampai saat ini.

“Kami ingin agar kebun plasma untuk masyarakat segera dibangun agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemilik hak ulayat. Karena kami masyarakat Papua juga ingin maju dan sejahtera serta sejajar dengan saudara saudara kami didaerah lain diluar Papua,” ucapnya.

Ditambahkan, jika ada pihak-pihak yang ingin membantu kami, termasuk Mighty Earth dan LSM Amerika lainnya, maka kami mengundang mereka untuk datang langsung ke daerah kami di Merauke dan Boven Digoel, berkoordinasi dengan PEMDA kemudian membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seperti diketahui, kehadiran bupati Merauke dan rombongan ke Kedubes Amerika Serikat dalam rangka mengawal masyarakat pemilik Hak Ulayat di tanah Kabupaten Merauke dan Bovel Digoel untuk menyampaikan aspirasi atas kampanye negatif yang dilontarkan oleh LSM asing asal Amerika Serikat, Mighty Earth. (A-1)