CIMAHI, LENSAJABAR.COM — Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi memerlukan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan dan elemen masyarakat. Dengan keterlibatan semua elemen masyarakat, tingkat kesehatan masyarakat yang baik bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Pemerintah Daerah Kota Cimahi berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang berdasarkan pembangunan kota berwawasan kesehatan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat secara integratif dan sinergis, guna mewujudkan Kota Cimahi yang bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk dihuni serta sebagai tempat bekerja bagi warga Kota Cimahi. Komitmen tersebut diwujudkan salah satunya dengan menggerakkan unsur pentahelix, yaitu pemerintah, swasta, masyarakat, pelaku usaha (CSR), dan media. Dengan melibatkan masyarakat dalam hal ini RW Siaga, diharapkan dapat menjadi stimulasi dalam upaya Germas dan peningkatan kota sehat di Kota Cimahi.
Sebagai upaya untuk mendorong peran aktif masyarakat, Pemerintah Daerah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi menggelar intervensi dan monev RW Siaga Aktif dalam implementasi Germas dan upaya Kota Sehat yang bertempat di Aula Gedung A Kantor Pemkot Cimahi, Jumat (06/09).
RW Siaga adalah suatu tatanan masyarakat yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan, serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri, yang merupakan salah satu unsur penting dalam pentahelix. RW Siaga Aktif merupakan salah satu motor penggerak dalam dinamika kegiatan menuju kota sehat, terutama dalam tatanan kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Budi Raharja, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengkolaborasikan semua unsur pentahelix guna mewujudkan Kota Cimahi sebagai Kota Sehat.
“Kegiatan hari ini adalah sosialisasi RW Siaga Aktif terkait Kota Sehat. Kota Sehat ini sesuai dengan surat keputusan bersama Mendagri dan Menteri Kesehatan sejak tahun 2005, bahwa untuk mendukung IPM dimensi kesehatan, salah satu bentuknya adalah terbentuknya Kabupaten/Kota Sehat. Kabupaten atau Kota Sehat ini memang kuncinya adalah adanya kolaborasi dan dukungan dari semua pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, seperti yang sekarang dikenal dengan pentahelix, termasuk media dan pelaku usaha,” ungkapnya.
Masih menurut Budi, upaya meraih predikat sebagai Kota Sehat sejalan dengan visi jangka panjang Cimahi, yaitu sebagai kota yang Campernik, yang berarti bahwa Kota Cimahi adalah kota yang maju, unggul, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya harus disertai dengan aksi meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Cimahi.
“Tentu kondisi masyarakatnya harus betul-betul sehat. Nantinya akan disosialisasikan kembali di tingkat RW, yang nantinya akan dilombakan dan dinilai. Lomba-lomba ini bukan tujuan utamanya, tetapi menjadi alat bagaimana RW bisa terlibat aktif dalam mewujudkan Kota Cimahi sebagai Kota Sehat,” tandas Budi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Mulyati, menyampaikan bahwa indeks kesehatan masyarakat Kota Cimahi telah mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Indeks kesehatan sudah di angka 84,31, artinya nilai kita sudah naik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Mulyati menyebutkan pihaknya telah melakukan persiapan dalam mewujudkan Kota Cimahi sebagai Kota Sehat. Ia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2017, Kota Cimahi tidak lagi menyandang predikat Kota Sehat. Oleh karena itu, melalui Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya, Pemerintah Daerah Kota Cimahi akan berupaya untuk meraih kembali predikat Kota Cimahi sebagai Kota Sehat.
“Tentunya berbagai upaya akan kita lakukan bersama agar dapat mendapatkan kembali predikat sebagai Kota Sehat, di mana salah satu unsurnya adalah kita harus sudah bebas ODF. Itu yang sedang kita gagas dengan Forum Kota Sehat. Targetnya tahun depan akan mengikuti verifikasi tingkat provinsi. Pada bulan Oktober ini akan turun penilaian dari provinsi, dan tahun depan kita mengikuti penilaian. Jadi persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari agar dapat meraih hasil yang optimal,” tukasnya dengan optimis.
Adanya kegiatan intervensi dan monev RW Siaga Aktif dalam implementasi Germas dan Kota Sehat Tingkat Kota Cimahi pada tahun 2024 dapat dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali semangat kebersamaan dan mewujudkan Kota Sehat di Kota Cimahi.
Sasaran kegiatan Intervensi RW Siaga Aktif ini adalah 15 kelurahan se-Kota Cimahi dengan 1-2 lokus pada masing-masing kelurahan. Beberapa hal yang menjadi fokus intervensi ini adalah: inovasi dalam peningkatan gerakan masyarakat hidup sehat, inovasi dalam mewujudkan Cimahi zero new stunting, inovasi dalam pencegahan DBD, inovasi dalam gerakan TOSS TB, dan pencegahan HIV. Hal tersebut perlu dilaksanakan guna mencapai tujuan SDGs, yaitu terwujudnya kehidupan yang sehat dan sejahtera.