JAKARTA, LENSAJABAR.COM — Kelompok Cipayung Plus adalah gabungan dari beberapa organisasi kemahasiswaan. Dalam hal ini menyikapi secara positif bagi kalangan muda dan milenial untuk tetap berpartisipasi dan menjaga usai penyelenggaraan Pemilu 2019.
Cipayung Plus yang diisi oleh HMI, PMII, GMNI, PMKRI, GMKI, IMM, KMHDI, dan HIKMAHBUDHI itu menyatakan tetap terjun langsung apapun hasil dari penyelenggaraan pemilu hingga nanti diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Organisasi kemahasiswaan ini tegas menyebutkan, seruan people power yang menolak hal pemilu, bukan lah esensi demokrasi.
Ketua Umum HMI Saddam Al Jihad mengatakan, perhelatan pemilu yang baru saja dilaksanakan adalah momentum untuk merayakan demokrasi dari rakyat oleh rakyat. Karena itu, agenda demokrasi harus menciptakan kebahagiaan sekaligus kemenangan bagi rakyat.
Sementara itu ada pihak yang mendorong people power bukan bagian dari demokrasi. Sebab, people power dan demokrasi berbeda,” kata Saddam dalam konferensi pers di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (8/5) sore
Menurut Saddam, siapa pun yang menang di Pemilu ini adalah kemenangan rakyat. Karena itu, dia mengharapkan semua pihak-pihak yang berupaya membuat kekacauan agar mengurungkan upayanya.
“Saya meminta jangan sampai kita terprovokasi dengan hasil pemilu. Apalagi, kami kaum milenial adalah suara penentu keberlanjutan Republik Indonesia,” ucapnya.
Sementara, Ketua Umum GMNI Robatullah K Jaya meminta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu tetap menjaga hasil Pemilu 2019 agar tercipta damai dan netral. Di samping itu, Roybatullah juga mengharapkan tidak ada lagi perpecahan antar masyarakat pascapemilu ini.
“Sebagaimana kita ketahui 17 April lalu merupakan pesta demokrasi terbesar karena pemilihan caleg dan presiden. Namun, walaupun pesta demokrasi tersebut sudah usai, mari tetap perlu jaga kondusifitasnya,” ujarnya.
Lebih lanjut katanya, semua tetap menunggu hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi. (Sari)