Kapolsek Hidayatullah, Rubah Paradigma, Lakukan Pendekatan Humanis Kepada Masyarakat

BANDUNG, LENSAJABAR.COM– Belum terealisasinya Permenhub 108 Tahun 2017 menggerakan rekan-rekan Pengemudi Angkot dan Pengemudi Taksi konvensional yang tergabung dalam Wadah Aliansi dan Aspirasi Jawa Barat (WAAT) menggelar aksi damai di depan Gedung Sate, Bandung dengan tuntutan segera direalisasikannya PM 108 tahun 2017 dan lakukan penegakan hukum, Selasa ( 8/05/18).

Ada hal yang berbeda dari aksi pengemudi angkot dan taksi konvensional sebelumnya, di mana Kapolsek Bandung Wetan beserta beberapa anggota kepolisian lainnya berbaur dengan massa aksi lakukan dance dengan iringan musik, sehingga bisa mencairkan kekakuan situasi emosional aksi yang sedang berlangsung di bawah panas terik matahari Kota Bandung.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Saat di konfirmasi awak media, Kapolsek Bandung Wetan, Kompol Hidayatullah, SH.S.Ik menuturkan wilayah Bandung Wetan memiliki beberapa objek vital yang sering di gunakan masyarakat Kota Bandung khususnya dan umumnya Jawa Barat dalam menyampaikan aspirasinya seperri di Gedung Sate, Kejati, DPRD, PTUN, PN.

“Pengamanan kita lebih mengutamakan pendekatan secara psikologi kepada masyarakat. Alhamdulillah banyak respon positif terhadap pelayanan yang di berikan oleh jajaran polrestabes Bandung,” ujar Hidayatullah.

Di singgung perihal dirinya melakukan tarian dengan massa aksi, Hidayatullah mengungkapkan, aksi tersebut merupakan spontanitas yang dirinya lakukan sebagai bentuk pendekatan persuasif dan humanis yang kami lakukan terhadap massa aksi yang sedang menyampaikan aspirasinya.

“Sebagai aparat penegak hukum kita wajib mengawal dan mengamankan mereka dari mulai berangkat sampai tiba di tempat tujuan hingga kembali lagi,” tandas Hidayatullah.

Pendekatan persuasif dan humanis katanya, merupakan langkah polri sebagai upaya mengubah mindset dan paradigma masyarakat yang semula mengidentikan polri itu sebagai sosok yang menakutkan dan seram menjadi yang humanis, Alhamdulillah masyarakat bisa menerima dengan baik.

“Saya berharap aparat kepolisian seluruh Indonesia khususnya di Jawa Barat bisa lakukan pendekatan secara persuasif dan humanis di setiap agenda apapun yang di lakukan masyarakat serta menghidupkan kembali, prinsip 3 S (Senyum, Sapa dan Salam),” tutupnya.( Iwa Permana).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *