JAKARTA, LENSAJABAR.COM – Kongres Desa Indonesia yang pertama tahun 2024 diselenggarakan pada tanggal 22 Maret sampai 24 Maret 2024 di Hotel Kartika Chandra Jakarta Gatot Subroto, Jakarta Selatan yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Prof. Drs.HM Tito karnavian, B.A, M.A, Ph.D dengan peserta utusan dari 9 organisasi desa.
“Kita harus mendorong semua potensi kekuatan yang ada untuk ekonomi, di antaranya adalah membangun secara merata kota dan desa, urban dan rural, harus serentak,” ujarnya saat membuka Kongres Desa Indonesia I.
Salah satu Kepala Desa yang berasal dari Desa Menanga, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, I Made Hendra Sagita menyampaikan, peran dan kontribusi desa dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaulat penting dalam memperkuat pembangunan dan pemberdayaan desa di seluruh wilayah Indonesia (membangun lewat desa). Karenanya perlu momentum untuk mempersatukan peran dan kolaborasi desa, seperti kongres yang kali ini digelar.
“Ini acara yang kami tunggu-tunggu yakni Kongres Desa Indonesia I. Kongres ini diharapkan akan menjadi tonggak sejarah,” ujar Kepala Desa Menanga, I Made Hendra Sagita kepada wartawan disela-sela acara.
Dirinya selaku Kepala Desa di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali ini berharap keberadaan APDESI (Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia, red) di daerah tidak terpecah-pecah lagi, walaupun diakui ada wadah di pemerintah daerah, tapi wadah tersebut belum maksimal mengakomodir/menyerap aspirasi kepala desa secara nasional.
Keberagaman ini menjadi modal penting untuk menciptakan kolaborasi yang kokoh. Terutama dalam memajukan pembangunan dan pemberdayaan desa di seluruh penjuru negeri.
“Kami berharap dengan bersatunya wadah/organisasi desa akan menjadikan kepala desa lebih tertarik untuk bergabung, karena memang sudah tidak dikotak-kotakkan lagi. Saya juga berharap wadah ini dapat menyerap aspirasi yang sejak dulu kami perjuangkan,” harap pria yang akrab di sapa Rasa.
Dikesempatan ini dirinya juga menjelaskannya terkait desa yang dipimpinnya, seperti dengan adanya Anggaran Dana Desa (ADD) yang dapat di pergunakan untuk membangun desa baik infrastruktur maupun potensi wisata. yang dapat diangkat menjadi destinasi pariwisata yang menarik bagi wisatawan.
“Dengan adanya alokasi Anggaran Dana Desa yang digelontorkan pemerintah, kami bisa membangun dan menggali potensi desa kami. Kami manfaatkan dana desa untuk membangun jalan untuk usaha tani dan akses jalan beton yang menuju di destinasi wisata di desa kami. Apalagi saya sebagai putera asli desa Menanga dimana punya keinginan untuk membangun desa melalui alokasi dana desa dan juga sumber alam di desa kelahiran saya. Karena bagi saya, setinggi atau sebesar apapun kita, bila kita tidak berguna dan peduli dengan asal kita (kelahiran), saya pikir itu akan sia-sia. Salah satunya kepedulian dan agar kita dapat berguna, yakni dengan membangun dan mengembangkan desa asal kita,” ungkap Kades Rasa.
Bali adalah pusat pariwisata yang dari dulu sudah dikenal baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.