Kades Cibuluh Keluhkan Kurangnya Kordinasi Panitia di Gelaran Pekan Kebudayaan Daerah

SUBANG, LENSAJABAR.COM –- Gelaran Pekan Budaya Daerah yang dilaksanakan dilapangan Sepak bola Desa Cibuluh kecamatan Tanjungsiang cukup sukses, akan tetapi Kades Cibuluh keluhkan kurangnya Koordinasi Panitia di Gelaran PKD (Pekan Budaya Daerah) tersebut.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Ridwan Kamil beserta isteri dan jajarannya, Bupati Subang H. Ruhimat didampingi Isteri dan jajaran Pemkab Subang, para Kepala OPD, Dandim 0605, Karo SDM Polres Subang, Para Camat, para Kepala desa, LSM, Ormas serta masyarakat sekitar.

“Kami sungguh kecewa dengan kurangnya koordinasi dari ketua penyelenggara serta Eonya, kami ini kepala desa yang punya tempat serta memfasilitasi kegiatan ini. Namun kami benar-benar dipandang sebelah mata seakan-akan kami ini tidak ada,”tandas Kepala Desa Cibuluh Edi Junaedi kepada Lensajabar, Selasa (7/10).

“Gelaran ini bagusdan kami mengucapkan terimakasih banyak kepada ketua panitia Dr. Jeni serta Event Organizernya yang secara langsung Desa Cibuluh bisa dikenal khususnya di Jawa Barat. Namun , ya itu sangat disayangkan koordinasinya yang jauh dari kata layak,” tegas Edi.

“Banyak yang bertanya kepada kami dari jajaran Pemda, Musfika dan yang lainnya dikira Desa Cibuluh yang punya peran atau sebagai panitia acara, kami sendiri sebagai kepala pemerintahan desa malah bingung, apa dan bagaimana yang harus diperbuat, kami tidak di beri porsi, begitu saja berjalan apa adanya, jadi kami serba salah,” ungkap Edi.

Lebih lanjut Edi menambahkan, seharusnya sebagai tuan rumah kami di hargai, ada hal yang aneh, pada H- 1, saat itu kami menanyakan ke Pihak EO serta ketua pelaksana Dr. Jeni tentang ikat kepala, maksudnya buat Gubernur nanti, malah mereka saling tuduh, itu kan lucu, tapi ya sudahlah.

“Kedepan, bila punya acara hargai kami dan ajaklah kami untuk sedikitnya bisa membantu dan memfasilitasi bisa lebih dari acara yang telah dilaksanakan ini agar lebih bagus lagi, ”harap Edi.

Salah seorang warga masyarakat yang tidak mau disebut namanya sedang menggerutu membuat awak media tertarik untuk meminta penjelasan darinya, “Kami sebagai warga masyarakat ingin kepala desanya di hargai” tandas Warga.

Lebih lanjut warga menambahkan, dalam sambutanpun kepala desa tidak disebut namanya oleh pihak penyelenggara, setidaknya beri ruang dan waktu untuk bicara dalam acara tersebut, ini kan tidak sama sekali, disebut juga tidak, dia pemimpin kami. Acara ini bisa berjalan karena ada kontribusi kepala desa, tidak mungkin bisa berjalan tanpa ada kepala desa.

Saat dimintai keterangan oleh Lensajabar, pihak panitia maupun Event Organizer malah saling lempar. (*red).