MUBA,LENSAJABAR.COM – Bangunan SDN Jarak Jauh Mendis Jaya tepatnya didusun IV Kampung Sawah Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, tidak layak pakai mohon segera kiranya direhab bahkan saat aktivitas belajar kelas dibagi dua.
Otomatis kondisi tersebut membuat suasana kegiatan belajar mengajar kurang nyaman. Semua mobiler penunjang kegiatan belajar dilihat tidak layak pakai, para siswa maupun guru kerap merasa was-was serta ketakutan jika bangunan sekolah mendadak roboh. Terlebih, sekolah dengan bangunan model lama itu sudah belasan tahun belum mengalami rehab.
Benu salah seorang warga dusun kampung sawah saat dijumpai wartawan mengungkapkan, bangunan sekolah tersebut berdiri sejak tahun 2007 dan murni hasil swadaya masyarakat, saat ditanyakan apakah bangunan itu sudah pernah disentuh oleh pemerintah Ibnu mengatakan setauh saya dari bangunan awal hingga saat ini belum pernah ada rehab padahal kami sudah berulang kali mengajukan proposal tapi tidak ada tanggapan dari pemerintah.
Sekolah jarak jauh ini memiliki jumlah murid sebanyak 75 orang dan memiliki tenaga pengajar honor tiga orang menginduk di SDN Mendis.
Lanjut benu, “sebenarnya kami sangat was-was jika sewaktu-waktu roboh, karena kondisi atap sudah tidak kokoh dan banyak yang keropos. Para murid harus rela menempati ruangan yang rusak, karena keterbatasan ruang yang ada,” jelasnya.
Kondisi yang sangat mengkhawatirkan menurutnya adalah ketika hujan turun. Karena kayu atap di semua ruangan dalam kondisi sudah rapuh, dan pasti akan bocor belum lagi kondisi pintu dan jendela tidak ada.
Kendati demikian, kondisi sekolah yang ada tidak menyurutkan semangat para siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar. Walaupun mengalami keterbatasan ruangan, mereka dengan sangat terpaksa tetap memakai kelas tersebut untuk menimba ilmu.
Diwaktu berbeda saat dikonfirmasi melalui via whatsapp saat ditanyakan masalah dana BOS Komari selaku Kepala sekolah membenarkan kalau bangunan tersebut memang belum mendapat bantuan rehab, pernah ada satu kali kami memfloor lantai karena sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Tambah Komari, “Masalah dana bos sudah kami realisasikan sesuai porsinya karena dengan jumlah siswa yang minim tentunya sedikit pula yang diperoleh, harapan saya selaku pihak sekolah agar kiranya pemerintah kabupaten Muba dalam hal ini Dinas pendidikan dan kebudayaan dapat memberikan bangunan yang layak untuk SD tersebut. (TIM)