BANDUNG, LENSAJABAR – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat hadir membagikan solusi untuk mengurangi kemacetan dengan membangun Fly Over Kopo untuk memperlancar arus lalulintas didaerah Kopo, Kota Bandung, Jawa Barat.
Lokasi pembangunan ini melewati persimpangan jalan raya Kopo dan persimpangan Cibaduyut Jl. Soekarno-Hatta, Kota bandung Provinsi Jawa Barat.
Kepala Satuan Kerja PJN IV Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat, Howardy menerangkan, nantinya Fly Over ini memiliki 4 jalur sehingga apabila dijumlahkan dengan jalur sebelumnya yang ada dibawahnya, maka total ada 8 jalur.
“Diharapkan dengan 8 jalur yang ada, kepadatan kendaraan dari arah Cibiru menuju Cibereum maupun sebaliknya bisa lebih terkendali. Langkah awal pembangunannya adalah dengan melakukan sosialisasi dilapangan bagi masyarakat sekaligus survei,” ujar Howardy, Selasa (22/12).
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK 4.5 provinsi Jawa Barat) Yudi Harto menjelaskan, pembangunan Fly Over Kopo ini dilaksanakan di tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 tepatnya dari tanggal 13 November 2020 sampai dengan 4 September 2022, jadi sekitar 22 bulan.
“Anggaran ini digunakan menggunakan dana multiyears, SBSN, dan ABSN,” ungkapnya.
Baca Juga :
Progres Pembangunan RSUD Depok Wilayah Timur Tahap 1 Rampung
Adapun panjang penanganannya itu 1,7 km untuk panjang Fly Overnya sendiri 1,3 Km dan 400 meternya itu untuk frontage. Mengenai untuk target-target di tahun ini kita mempunyai target ke arah frontage atau pelebaran dan setelah selesai baru kita bikin titik tengah yaitu pengeboran sama pemasangan tiang tiang baru diikuti yang lainnya, jadi kita semacam membuat jalan utama yang sebelah kirinya dahulu.
“Kendala-kendala yang kita temui dilapangan itu seperti utilitas dan istilahnya bagi kami sangat menantang. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Karena dari mulai perusahaan kecil sampai perusahaan BUMN ada disitu semua, tapi kita udah beberapa kali koordinasi baik terhadap instansi pemerintah yang terlibat seperti Dishub ataupun PU provinsi atau kota terkait kemudian dengan utilitas,” ucapnya.
Memang disitu kita terus koordinasi supaya agar dipindahkan kesisi keluar, sampai saat ini masih ada beberapa utilitas yang masih belum bisa dipindahkan karena mungkin terkait dengan pihak utilitas meminta waktu, tapi kita harapkan dan temen temen utilitas sering koordinasi supaya segera mungkin untuk memindahkan dan ini kepentingan umum kemaslahatan bersama dan pergeseran itu bisa dilakukan lebih cepat.
“Mohon maaf sebesar-besarnya ke pengguna jalan terutama yang sering menggunakan jalur Soekarno Hatta akan terjadi kemacetan karena ada pekerjaan pembangunan fly over Kopo. Saya menghimbau bagi pengguna jalan untuk selalu berhati-hati saat melintasi jalan tersebut dan tetap mematuhi peraturan undang-undang yang berlaku mengenai lalulintas maupun tentang kesehatan didaerah tersebut,” katanya.
Hendro Rudiyanto Site Operasional Manajer (PT PP) mengatakan, setelah SPK turun yang pertama dikerjakan tim melakukan sosialisasi baik lingkungan, warga, ormas, dan lain sebagainya.
“Kemudian diikuti dengan pekerjaan fisik, terbagi menjadi 5 tahapan yang pertama diperlebar jalan dahulu, tahap kedua pekerjaan pondasi yang ditengah, pekerjaan pilar atau tiang, pearhead atau kepala, dan terakhir pekerjaan gelagar,” jelasnya.
Masih katanya, dalam melakukan pelebaran jalan ini untuk pengalihan jalur, proyek ini tidak mengganggu karena pihaknya buat jalan pengalihan dulu lalu melakukan pekerjaan yang ditengah walaupun pasti ada gangguan dan keterlambatan.
Terkait dengan pelaksanaan disini untuk sementara pekerjaan diawal menurunkan dua alat dulu untuk melakukan pembersihan atau pembongkaran, namun dipekerjakaan sepanjang 1,7 Km ini memang ada 14 hutang yang belum bebas tapi kita tidak berhenti disitu yang belum bebas kita tinggal.
“Alhamdulillah ini yang 1,7 km untuk pembersihan sudah dilaksanakan dan kita sudah mulai fisik pekerjaan pelebaran. Ada kendala lagi menyebabkan pekerjaan mundur yang pertama masih menyelesaikan birokrasi terkait dengan pohon tapi ini udah selesai walaupun sedikit lagi tapi kita sudah bisa melakukan. Kendala kedua yaitu utilitas, untuk itu dari awal sudah ada sosialisasi untuk segera dipindahkan terkait dengan itu ini juga masih dalam proses setelah kita melakukan pembongkaran mereka harus pindah,” ucapnya.
Terkait dengan pandemi ini apapun protokol kesehatan pencegahan penyebaran harus kita ikuti, jadi apa yang tertuang diregulasi perusahaan bahwa kita harus mematuhi protokol yaitu tetap wajib memakai masker, mencuci tangan, kemudian jaga jarak. Untuk dilapangan sendiri nanti kita akan melakukan pembagian, artinya tidak semua orang ikut berkerja baik yang dikantor dan dilapangan. Jadi pembagiannya adalah mengikuti jadwal seperti 50 persen bekerja dan 50npersen istirahat, jadi supaya tidak banyak berkerumun.
Untuk alat berat yang ada dilokasi yaitu ada dua excavator dan dua feed roller, untuk suplai material pihaknya menggunakan angkutan-angkutan dari luar. Untuk full tim jumlahnya ada 15 sampai 20 orang untuk tim dilapangan dan dibantu juga oleh orang lokal atau setempat, dari orang SUB juga jumlahnya sama 15-20 orang.
“Selaku pelaksana tentunya kami mohon maaf dengan adanya proyek ini pasti terganggu. Namun dengan demikian proyek ini dengan tujuan untuk bersama dan kalau sudah selesai mungkin ini untuk kepentingan masyarakat di bandung. Mohon support dan dukungan untuk masyarakat pengguna jalan, seperti mematuhi rambu-rambu yang ada, sama-sama mengamankan proyek ini dan mendukung. Usaha preventif kita juga akan menerjunkan team pengatur lalulintas yang dimana nanti pada saat kita keluar masuk area proyek akan kita atur dengan petugas kita,” paparnya. (Dedi).