Festival Bedhayan 2024 Berhasil Digelar di GKJ

JAKARTA, LENSAJABAR.COM – Setelah tahun lalu sukses diselenggarakan di Candi Sari Yogyakarta, Festival Bedhayan 2024 kembali digelar. Kali ini, festival garapan Laskar Indonesia Pusaka dan Jaya Suprana School of Performing Arts tersebut  mengambil lokasi di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Minggu (18/8/2024).

Ketua Umum Festival Bedhayan 2024, Aylawati Sarwono mengatakan, yang yang merupakan warisan tarian sakral awalnya hanya diperuntukkan di lingkungan keraton saja. Namun, pada perjalanannya, Bedhaya mengalami perkembangan yang membawa beberapa perubahan yang menyesuaikan ruang  waktu serta tujuan pementasan

“Pergeseran tersebut membawa istilah Bedhaya yang mulanya dikhususkan bagi keraton dan dipenuhi syarat-syarat khusus lainnya, mendapatkan istilahnya yang barusan, yaitu ‘Bedhayan’,” kata Ayla dalam konferensi pers, di Gedung Kesenian Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

Bedhayan akhirnya bisa dinikmati dan ditarikan oleh umum. Dan, ke depannya diharapkan mampu menampung kreativitas para pecinta Bedhaya dari berbagai kalangan dan usia dalam melestarikan tarian yang telah ada tersebut.

Gerakan dalam tarian ini, kata Aylawati, sangat bagus untuk kesehatan karena merupakan olahraga, olah pikiran dan pernapasan. “Seperti senam Yoga di India dan Taichi di China, Indonesia juga punya yang merupakan warisan leluhur yaitu Bedhayan,” ujar Ayla.

Ketua Pelaksana Festival Bedhayan 2024, Shari Semesta Susilo menambahkan, Tari Bedhayan adalah pengembangan atau kreasi baru dari Tari Bedhoyo. Di mana inovasi atau kreasi baru yang diterapkan bisa dalam gerakan atau iringan gamelan yang digunakan, serta durasi pementasan yang tidak terlalu panjang, yakni di bawah 20 menit.

“Tahun ini, Festival Bedhayan akan menampilkan 15 grup tari, serta menghadirkan lima pengamat budaya serta akademisi tari. Masing-masing GKR Wandansari Koes Moertiyah, KP Sulistyo S. Tirtokusumo, Wahyu Santoso Prabowo, M. Heni Winahyuningsih, dan Theodora Retno Maruti,” ucap Shari.

Pada pembuka acara, diluncurkan “Buku Cipta Bedhayan Terhadap Karya Musik Jaya Suprana”, yang merupakan inisiatif Aylawati Sarwono untuk menuliskan segala sesuatu terkait karya Bedhayan berdasarkan inspirasi dari lima karya komposisi piano Jaya Suprana.

Komposisi tersebut diaransemen ke dalam bentuk orkestra gamelan oleh Prof. Dedek Wahyudi dan Lukas Danasmoro. Lima komposisi piano Jaya Suprana yang menginspirasi terciptanya bedhayan ini adalah: Tembang Alit, Uro-Uro, Aduhai Indonesia, Trireminiskensa, dan Terima Kasih Ayla.

Sukma Lima Karya Bedhayan ini turut dituliskan dengan detil oleh sang koreografer Maestro Dewi Sulastri dan Lila Noviastantri agar dapat dipelajari dan ditarikan oleh semua masyarakat pecinta Bedhayan, sehingga, dapat memperkaya kancah tari Jawa klasik. 

“Buku ini dipersembahkan untuk mendirgahayu 75 tahun Jaya Suprana dan seluruh teman-teman pecinta Tari Jawa,” ujar Shari.

Festival Bedhayan dilaksanakan dalam dua sesi pada hari yang sama. Berbagai UMKM produk lokal wastra, aneka jajanan tradisional makanan dan minuman, aksesoris, dan kecantikan turut serta selama acara berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *