KAB. KARAWANG, LENSAJABAR.COM – Pengerukan sungai di wilayah Katalaya Rengasdengklok di nilai janggal. Ada dugaan exploitasi tanah bantaran yang di perjual belikan oleh oknum dan pihak – pihak tertentu yang membutuhkan tanah Citarum dengan kapasitas besar.
Pantauan awak media, tampak antrian mobil Dump Truck dan Pick Up lalu lalang untuk mengangkut tanah merah sungai Citarum secara bergiliran sesuai dengan antrian, Jum’at (04/06).
Ketika di tanya para sopir pengangkut tanah memberikan keterangan yang berbeda-beda, mereka mengatakan, tanah sesuai pesanan saja dan banyaknya riitase bagaimana jarak jauh dekatnya.
“Tanah bila belum ada pesanan maka di tumpuk dulu di tanggul, selain itu mobil angkut juga ada yang kelola di sini pak marsel sebagai pelaksana di lapangan,” ungkapnya.
Disisi lain, salah seorang operator alat berat Beko mengungkapkan, kalau alat berat ini milik swasta dan sudah beroperasi dua bulan.
“Sudah biasa saya di Citarum sejak 2019 dan pengurus salah satunya yang menyediakan satgas di sini. Coba saja tanya langsung pengurusnya di lapangan dengan pak Marsel, nah dia yang atur semua kegiatan pengerukan ini,” ucapnya.
Sementara, Taslim sebagai perwakilan pengelola di lapangan menjelaskan, alat berat memang di sediakan untuk mengangkut tanah ke armada. Masalah lokasi pengiriman biasanya sopir truk sudah punya lobang buang masing-masing, satu kali angkut 100 ribu karena juga kan memikirkan sewa alat berat perjamnya 120 ribu dan BBM, intinya perritase 100 ribu buat truck dan pick up 40/50 ribu sekali angkut.
“Kita juga sudah kordinasikan dengan satgasnya dan kita sudah dua bulananlah, saat ini satu mobil ada yang 30 rit dan saat ini ada 15 mobil yang standby. Yah saat ini katagori sepi biasanya ramai, yang jelas kita sudah koordinasi untuk kegiatan ini,” pungkasnya.
Sangat disayangkan Sektor 19 Satgas Citarum masih bungkam saat di konfirmasi terkait apa yang menjadi temuan di lapangan berdasarkan investigasi langsung media, sampai berita ini di tayangkan.
Pewarta : Chox
Editor : Redaksi
Sumber : matainvestigasi