Diduga Ada Permainan Harga, Pembangunan Los Pasar Ganding di Protes Warga Sumenep

MADURA,LENSAJABAR.COM — Beberapa bulan yang lalu telah dibangun proyek Pasar Ganding, Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur, pembangunannya saat ini masih menyisakan persoalan bagi para pedagang pasar Ganding yang terdampak pembangunan pasar itu, Rabu (10/04).

Pasalnya, puluhan pedagang yang sebelumnya mempunyai lokasi strategis sebelum Pasar Ganding di bangun, saat ini banyak yang tidak kebagian tempat. Sehingga pihak pasar membangun kios dibelakang Pasar Rakyat Ganding yang baru diresmikan oleh Bupati Sumenep dua bulan yang lalu.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Ironisnya, setelah los pasar selesai pihak pasar mematok harga cukup mahal bagi para pedagang yang ingin menempatinya. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang pasar Ganding, inisial “NF” sebelum los pasar digusur untuk membangun Pasar Rakyat, pihak pasar mengatakan cukup membayar Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu) Per losnya.

“Dulu bilang (pihak pengelola pasar, red*) jika ada perehapan pasar cukup bayar Rp.150.000,- (Lima Juta Rupiah) Per orang. Tapi sekarang malah minta Rp.5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) Per los, ini sangat memberatkan bagi kami, padahal dulu juga bilang bagi los yang dibongkar pasti ada gantinya,” ungkap pedagang meracangan di Pasar Ganding kepada Lensajabar.com Senin (08/04) kemarin.

Sementara itu, menurut pedagang lainnya, inisial “MZ”, mengatakan ,”alasan pihak pengelola pasar patok harga Rp.5.000.000 Per los, disebabkan pihak pasar sudah menyediakan los untuk para pedagang yang pembangunannya tidak dibiayai pemerintah. “Saya dulu punya 4 los, jadi saya dimintai Rp.20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah) untuk menempati los itu,” terangnya dengan perasaan kecewa.

MZ, menambahkan para pedagang selama ini selalu dikibuli oleh pengelola pasar Ganding. “Pemerintah pasar membuat los dilahan pasar kemudian dipatok harga Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) kepada para pedagang dipasar, apa ini bisa dibenarkan oleh Disperindag,” katanya sembari bertanya.

Sementara itu, menurut Kepala UPTD.Pasar, Purnomo Subagio, bahwa bangunan los dibelakang Pasar Rakyat yang baru dibangun itu adalah milik perorangan. “Ya itu milik perorangan, dalam artian pedagang yang tidak kebagian dan terutama yang kena dampak. Jadi pembangunannnya mereka biaya sendiri,” jelas Kepala UPTD. Pasar kepada media, Senin (08/04).

Masih kata Purnomo, jika suatu hari nanti ada pembangunan, maka bahan yang dibuat los itu bisa dibawa pulang oleh para pedagang. “Kami hanya memfasilitasi saja, jadi los yang belakang itu kami patok Rp. 4 juta, karena biayanya cukup besar, sebelumnya itu tempat sampah,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Purnomo menjelaskan, pembiayaan pembangunan los dibelakang pasar rakyat itu dikoordinir atau disatukan dalam satu komando. “Membangun itu (Los,red) saya percayakan kepada teman saya yang menjadi penanggungjawab Pasar Lenteng, dia sudah tahu tata cara di Pasar,” pungkas Purnomo.

Sekedar diketahui, berdasarkan hasil investigasi beberapa media, pematokan harga los dibelakang Pasar Rakyat yang baru dibangun tersebut menurut pengakuan para pedagang pasar dipatok harga Rp.5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) Per los, namun menurut kepala UPTD. Pasar, Purnomo, pihaknya mematok Rp. 4.000.000,-(Empat Juta Rupiah).(Wawan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *