Di Bulan Ramadhan, Kedai Kopi Daong Tetap Bersinergi Dengan Tokoh Masyarakat Setempat

BOGOR, LENSAJABAR.COM – Tidak ada permasalahan dengan aturan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Desa, hanya karena miss informasi. Hal ini terjadi dimana banyak pengunjung non muslim datang lebih awal yakni pukul 14:00 WIB, yang notabene pengunjung berasal dari Jakarta. Karena sudah jauh-jauh datang, lalu mereka hanya diijinkan masuk setelah pukul 16:00 WIB, itupun juga masih harus menunggu persiapan dan lain sebagainya untuk bisa menikmati hidangan.

Tampak mereka dengan penuh kekecewaan memaksa untuk masuk karena mereka memang non muslim yang tidak berpuasa. Melihat situasi saat itu operasional mengijinkan masuk, yang mana kondisi tersebut menjadi kurang baik dan terjadilah salah komunikasi.

Hubungan Pemerintah Desa maupun MUI Desa Pancawati dengan Kedai Kopi Daong sangatlah baik, beberapa kali sinergi dalam mengadakan berbagai kegiatan (tampilkan photo mereka di Daong). Jika ada hal-hal yang tidak baik biasanya mereka komunikasikan secara baik melalui telepon.

Terlalu jauh rasanya jika mereka melakukan sidak, sebab biasanya mereka komunikasikan dengan baik jika ada hal yang tidak berkenan, melalui Kepala Desa maupun Sekdes. Begitu juga MUI, biasanya juga melalui Ketua atau Sekretaris MUI. Selain itu juga, mereka biasanya memberikan teguran secara lisan, kalau tidak diindahkan biasanya mereka memanggil secara pribadi.

Daong adalah warung kopi atau kedai kopi dengan 150 pekerja lokal yang mencoba mengais rejeki dari warung kopi untuk menghidupi karyawan dan keluarga karyawan, begitu juga dengan warga setempat yang terlibat dalam perpakiran, ada sekitar 80 hingga 100 orang yang dipekerjakan secara bergilir oleh pengelola parkir, dalam hal ini desa melalui Ketua RW.

Seperti kita ketahui bersama, saat ini dimasa pandemi orang yang bekerja saja kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, apalagi tidak memiliki pekerjaan yang hanya mengantungkan pada parkir.

Dari sisi bisnis pelaksanaan buka usaha di bulan ramadhan adalah tidak ekonomis dimana kunjungan turun sampai tersisa 20%. Dari sisi keuangan secara operasional sudah minus dan tidak layak untuk dibuka, karena pada akhirnya owner harus bridging mengeluarkan dana untuk menutupi minus bulan ramadhan.

Dan yang tidak kalah penting, seperti kita ketahui, pada bulan (ramadhan, red) ini juga ada beban THR yang mau tidak mau beban bertambah 2 x lipat. Pertimbangan manajemen untuk tetap membuka adalah karena pertimbangan belas kasihan kepada karyawan jika diberhentikan atau dikurangi pada bulan ramadhan, karena tanggung jawab mereka pada keluarga juga sangat besar. Hal ini diambil sebagai langkah agar tetap masuk dan mereka tetap bekerja dengan volume pekerjaan yang jauh berkurang supaya mereka ada harapan di hari raya.

Karyawan Daong yang mayoritas muslim adalah karyawan yang taat menjalankan kewajiban agama dan tanggung jawab terhadap keluarga. Seperti halnya Islam adalah Rahmatan lil Alamin, dalam kaidah Sufi orang Islam itu seperti langit dan bumi. Langit tetap menurunkan hujan tanpa melihat orang baik atau orang jahat yang bisa menikmati, orang muslim maupun orang non muslim yang mendapatkan percikannya, orang yang beragama maupun belum beragama semua memiliki kesempatan yg sama. Begitu juga dengan bumi yang selalu kita pijak, tidak membedakan manusia mana yang boleh berpijak padanya, karena begitulah Islam yang Rahmatan Lil Alamin, menjaga kehidupan di bumi ini.(Ayub)