Dansatgas Patroli Udara Pantau Kebakaran Lahan Gambut Di Bayung Lencir Muba

SUMSEL,LENSAJABAR.COM – Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Sumatera Selatan yang juga menjabat sebagai Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono melakukan patroli udara dengan Helikopter BNPB untuk mengantisipasi dan penanganan Karhutla yang didampingi Danlanud SMH Palembang Kolonel Pnb Heri Sutrisno, S.IP.,M.Si., LO BNPB Pusat Kolonel Inf Triadi Munarto dan Kalaksa BNPB Sumsel Bapak.Iriansyah pada Kamis (15/8/2019).

Dansatgas Karhutla Sumsel Kolonel Arh Sonny Septiono mengatakan, bahwa pihaknya harus melakukan pantauan udara, bahkan setiap hari untuk mengetahui titik-titik Karhulta di wilayah Sumatera Selatan. “Memang titik panas terpantau dari Hotspot, tapi kan itu belum tentu Karhutla, nah kita lakukan pantauan udara dengan Helikopter, sebab dengan pantauan itu kita bisa memastikan titik Karhutla,” katanya.

Lanjut Kolonel Arh Sonny Septiono menjelaskan, setelah diketahui ada titik Karhutla, pihaknya akan langsung menginformasikan agar segera untuk dilakukan pemadaman, dengan begitu, api tidak sempan meluas, karena tim gabung langsung sigap lakukan pemadaman. “Untuk hari ini kita lakukan patrol udara ke wilayah Muba tepatnya di Bayung Lencir, dimana telah terjadi kebakaran lahan gambut beberapa hari terakhir yang belum bisa dipadamkan”, terangnya.

Ia juga menambahkan, tim pemadam darat kesulitan mencapai lokasi kebakaran karena wilayah gambut dan jauh dari lokasi pemukiman. Titik api diduga muncul dari lahan milik warga, yang merembet ke lahan perkebunan milik perusahaan. “Helikopter Water Bombing sudah dikerahkan, tapi api belum juga padam. Sekarang masih dilakukan pemadaman. Tim pemadam terkendala ketersediaan air yang jauh dari lokasi kebakaran,” ungkap Kolonel Sonny.

Dijelaskan juga Dansatgas, bahwa upaya pemadaman menggunakan helikopter di kawasan Muba terkendala oleh jarak yang cukup jauh dari landasan udara dan sumber air yang juga sama jauh. Jarak tempuh ke kawasan Bayung Lencir dari Pangkalan Udara Palembang bisa mencapai 1,5 jam. Dengan keterbatasan bahan bakar, Helikopter hanya bisa melakukan pemadaman selama satu jam sebelum bahan bakar Helikopter habis dan kembali ke pangkalan. “Kita bikin semacam terminal bahan bakar sementara di lokasi terdekat dengan sumber api untuk opsinya. Akan tetapi, kendalanya untuk menyimpan bahan bakar di lokasi itu tidak bisa terlalu banyak karena kondisi lapangan yang kurang memungkinkan”, tuturnya.(RSP/Penrem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *