Bukti Cinta Terhadap Budaya Leluhur, H. Asep Badruzzaman Bertekad Meningkatkan Taraf Hidup Para Pelakunya

BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Jawa Barat banyak menyimpan potensi Sumber Daya Manusia yang peduli terhadap pengembangan seni tradisional Pencak Silat, yang sampai saat ini telah banyak menoreh prestasi, baik Nasional maupun Internasional.

Paguron Pencak Silat tersebar diseluruh pelosok Jawa Barat, bahkan sampai ke mancanegara, seperti contoh Paguron Pencak Silat Gajah Putih, Paguron Pencak Silat Panglipur, Paguron Pencak Silat Gagak Lumayung dan lain sebagainya yang sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan Seni Tradisional Pencak Silat di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Seorang tokoh masyarakat sekaligus pemerhati komunitas paguron pencak silat, menanggapi serius fenomena dan fakta yang terjadi saat ini terkait dengan paguron pencak silat tersebut, yang disampaikan kepada awak media lensajabar dikediamannya, sabtu (26/1/19) malam.

Asep Badruzzaman, calon anggota legislatif DPR. RI  2019 Dapil Jabar 2, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), beliau mengatakan bahwa Paguron Pencak Silat mempunyai peran yang sangat strategis diantaranya adalah :

  1. Lembaga yang begitu peduli terhadap seni tradsional para leluhur, dalam hal mempertahankan dan mengembangkan seni tradisional Pencak Silat.
  2. Mempertahankan dan mengembangkan tata nilai leluhur yang melekat pada seni tradisional Pencak Silat itu sendiri. Menjungjung Jiwa ksatria yang  rendah hati, tidak takabur, tidak angkuh dan tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.
  3. Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Mereka adalah SDM yang terlatih.
  4. Mengharumkan bangsa dan negara dengan prestasi yang diperolehnya baik pada event nasional maupun internasional.

Peran pemerintah dalam melakukan upaya pembinaan terhadap paguron tersebut relatif masih belum mampu dirasakan oleh mereka, tempat pelatihan yang kurang memadai baik sarana maupun prasarana bahkan mungkin kurang layak untuk bisa disebut sebagai tempat pelatihan, walaupun ada juga paguron yang sudah cukup baik dan memadai, tetapi hitungannya masih sangat sedikit. Hal ini sangat ironis dari satu sisi pemerintah berharap banyak prestasi dari para pesilat tetapi dari aspek lain kontribusi pemerintah masih sangat kurang.

Ada saluran politik yang dapat menyuarakan apa yang menjadi keinginan para paguron, namun sampai saat ini saluran tersebut belum digunakan secara optimal, dari catatan yang ada terdapat 36 paguron di Jawa Barat yang berbeda aliran dan masing-masing mempunyai cabang di beberapa tempat, bisa dibayangkan seberapa banyak anggota dari paguron-paguron tersebut. Hal ini adalah modal yang cukup besar dimana paguron dapat mempunyai perwakilan di legislatif baik untuk tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun untuk DPR. RI. Sehingga apa yang menjadi keinginan atau aspirasi para paguron dapat terpenuhi.

Kenapa para paguron relatif tidak terpublikasikan dengan baik.

  1. Tata nilai yang dianut oleh para jawara itu sendiri, rendah hati, tidak takabur dan tidak angkuh, sehingga lebih banyak menutup diri, bahkan mungkin orang tidak banyak mengetahuinya bahwa di daerahnya ada paguron.
  2. Karena banyak latihan motorik, maka para jawara relatif tidak begitu banyak menggunakan fungsi linguistiknya.
  3. Kebanggaanya hanya pada tatanan melestarikan seni budaya tradisional tersebut, sehingga secara ekonomi kurang memadai.

Untuk menyikapi hal tersebut, maka harus ada orang atau lembaga lain yang mampu mengkomunikasikan apa yang seharusnya diperoleh dari begitu besarnya peran mereka didalam membangun bangsa ini.

Harapan kedepan, paguron Pencak Silat yang ada tidak hanya mempertahankan dan mengembangkan aspek tradisi saja, tetapi aspek ekonomi dan sosial juga harus berkembang. Peran pemerintah sangat penting karena menyangkut kepentingan bangsa dan negara, sehingga para pendekar/jawara/pesilat bisa menikmati hasil pembangunan yang telah dicapai oleh negara, karena tidak bisa dipungkiri peran mereka terhadap negara kontribusinya sangat besar. (Iwa Permana).