BPBD Cimahi Distribusikan Air Bersih Harian untuk 10.000 Warga Terdampak

BPBD Cimahi, Distribusi Air Bersih, 10.000 Warga Terdampak Krisis Air

CIMAHI, LENSAJABAR.COM — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan, menegaskan bahwa pihaknya merencanakan memasang toren raksasa di setiap kelurahan untuk cadangan kebutuhan air bersih warga di musim kemarau panjang ini.

Pemasangan toren itu nantinya akan dilakukan berdasarkan masukan dari pihak kelurahan, dan usulan yang masuk akan dilakukan assessment terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan sebelum ditetapkan titiknya.

“Jadi sudah dipetakan nanti berdasarkan usulan dari kelurahan, kita assessment dulu,” jelas Fitriandy Kurniawan, yang akrab dipanggil Andi.

Andi juga menjelaskan bahwa toren yang akan dipasang nantinya memiliki kapasitas untuk menampung air bersih hingga 1.000 liter dan 5.000 liter air. Pemasangan titiknya akan disesuaikan dengan kondisi di wilayah.

Ditambahkan, toren baru untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, pihaknya menyiapkan anggaran sekitar Rp250 juta. Anggaran itu juga termasuk untuk dropping air bersih ke wilayah yang mengalami kesulitan air bersih akibat musim kemarau panjang.

“Kita masih pakai anggaran yang ada untuk sementara ini, jadi belum mengakses BTT (biaya tak terduga),” ucapnya.

Lebih jauh, Andi menjelaskan bahwa pihaknya sudah mulai mendistribusikan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih. Distribusi dilakukan menggunakan mobil tangki ke daerah terdampak.

“Jadi ada empat mobil tangki lebih dengan kapasitas 5.000 liter air yang akan kita kerahkan untuk bantuan air bersih,” kata Andi.

Pengiriman air bersih tersebut akan dilakukan setiap hari, yang disesuaikan dengan kebutuhan warga. BPBD Kota Cimahi sudah bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk penggunaan truk tangki yang ada di Kota Cimahi.

Selain itu, pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan pihak-pihak tertentu untuk kebutuhan sumber air bersihnya. “Itu punya kita, ada juga nanti dari DPKP dan pihak lainnya. Jadi kita kerja sama dengan stakeholder terkait,” kata Andi.

Dia mengungkapkan bahwa sebanyak 10.000 warga atau 2.000 kepala keluarga (KK) kini kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau panjang. Warga yang terdampak krisis air bersih tersebar di 15 kelurahan se-Kota Cimahi. Kondisi tersebut membuat warga terdampak harus mencari air bersih ke berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mayoritas warga Kota Cimahi selama ini mengandalkan pasokan air bersih dari sumur bor dan perpipaan. Namun, debitnya menyusut drastis.

“Yang terdampak perkiraan 10.000 jiwa atau sekitar 2.000 KK yang paling parah. Kalau yang sumur bor, air muka tanahnya turun, kemudian sedikit kotor kalau yang dari pipa mulai berkurang,” katanya.