Bicara Masalah Sampah Organik, Apa Kata Dansektor 22 Citarum Harum?

Loseda

BANDUNG, LENSAJABAR.COM — Temuan baru salah satu cara solusi untuk menyelesaikan sampah organik setelah beberapa tahun atau bulan yang lalu kita dikenalkan dengan cara membuat biopori sekarang. Namun, saat ini ada temuan baru yakni, LOSEDA (Lodong Sesa Dapur).

Dalam Video yang diunggahnya beberapa hari lalu, Dan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Inf Asep Rahman Taufiq menyampaikan, sampah organik LOSEDA yaitu sampah organik rumah dari sisa sayur – sayuran, dari kulit buah dan lain sebagainya. Itu bisa di masukkan ke LOSEDA, dengan cara di siram oleh air kelapa di tambah gula merah sebagai sumber makanan dari bio bakterinya itu.

Bacaan Lainnya

Dengan demikian lanjutnya, si LOSEDA ini tidak akan penuh-penuh dan resapan airnya ke bawah bisa berfungsi menjadi pupuk untuk menyuburkan tanah, dan kalau masih ada lahan tanah terbuka bisa menjadi makanan dan tumbuhan bagi pohon.

“LOSEDA sudah berdiri satu bulan dan sampai saat ini sudah 30 hari, dan ini bisa menampung sampah organik dari 7 rumah dalam satu bulan. Ini tingginya kurang lebih 120 cm kemudian masuk ke dalam tanah nya 30 sampai 40 cm. Bagian bawahnya d lubangi supaya untuk jalannya resapan air lindi dari sampah sampah yang busuk ini”, ujar Asep.

Asep mengatakan, ini perlu dan bagus untuk di kembangkan di tiap-tiap rumah atau kalau lahan tidak ada mungkin ditiap-tiap RT bisa dua, jadi satu LOSEDA ini dengan kapasitas panjang 120cm ini bisa menampung untuk 10 rumah sampah organiknya.

“Jadi sampah organik tidak membebani lingkungan masuk kesini dan akan berfungsi sebagai penyubur tanah dan tanaman. Coba masyarakat meniru ini dan juga harganya tidak terlalu mahal,” imbuhnya.

Masih katanya, ini adalah ide yang bagus, barangkali perlu dicontoh dan dikembangkan di seluruh wilayah tempat tinggal.

Sementara itu, PLT Bidang Kesekretariatan H. Asep Koswara mengatakan” alam itu menghasilkan banyak hal, salahsatunya adalah tumbuhan, tanaman, sayuran, buah-buahan. Nah semua itu tentunya akan dikonsumsi oleh makhluk hidup seperti manusia, hewan bahkan alam itu sendiri”.

“Makanan yang dihasilkan bersifat organik, maka sampah organik bisa disedekahkan ke alam langsung atau melalui metode” tandas Asep.

Lebih lanjut Asep menambahkan, banyak metode untuk mengelola sampah diantaranya biofori, komposter, biodegester, takakura, bata terawang dan yang baru sekarang adalah biofori vertikal atau LOSEDA ( lodong sesa dapur ) ini bahasa lokalnya.

“Mudah-mudahan banyaknya metode yang di pakai masyarakat dalam mengelola sampah bisa mempengaruhi terhadap perubahan perilaku masyarakat, sehingga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA” harap Asep.

“Program kang pisman merupakan icon yang merubah pola pikir masyarakat dengan kearipan lokalnya dan mudah di pahami” tutup Asep. ( red).