OKI, LENSAJABAR.COM – Dari hasil pemantauan dari satelit Lapan, jumlah hot spot yang ada diwilayah Kabupaten oki memang masih terlihat banyak. Dampak hujan yang turun, dari hasil semaian dari tim TMC (Teknologo Modifikasi Cuaca) memang memberikan dampak yang besar terhadap Hot spot yang ada di wilayah OKI. Akan tetapi apabila hujan tidak turun berkepanjangan dan secara terus menerus, maka hot spot yang berupa bara api di dalam permukaan gambut yang belum benar benar terbasahi habis oleh air ataupun hujan, maka dapat narak kembali dan menimbulkan asap kembali, dan bahkan apabila terkena sinar matahari yang terik dan hembusan angin yang kencang, dampak ini menimbulkan asap serta api yang timbul ke atas permukaaan tanah.
Beberapa daerah di wilayah Oki masih terdapat titik api yang timbul, seperti di Desa Sungai Bungin, Kecamatan Pangkalam Lampam,berupa lahan kosong seluas +/- 3 Ha, di Areal PT. Tempirai di Desa Cinta Jaya, Pancawarna Kec. Pedamaran Kab. OKI berbatasan Dgn Desa Jungkal Kec. Pampangan berupa lahan sekitar -/+ 5 Ha, lahan areal PT. Gading Cempaka Kec. Kayuagung Kab. OKI sekitar -/+ 4 Ha, lahan di Desa Pulu Beruang, Petaling, Sakaian Kec. Tulung Selapan Ilir Kab. OKI Yg Merupakan Lahan Plasma Sawit dan Gelam Milik Masyarakat dan Berbatasan Dgn PT. RAS, PT. Yudha dan PT. DGS dengan luas sekitar – / + 4 Ha.
Kesemuanya daerah tersebut masih memerlukan penanganan yang serius dan dibawah kendali Dansubsatgas oki, Letkol Inf Riyandi. Setiap harinya Satgas darat karhutla gabungan, yang terdiri dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, RPK setempat dan masyarakat sekitar bahu membahu untuk mematikan sumber api dan asap yang timbul dari dampak karhutla ini. Disamping itu Satgas udara juga tidak kalah sibuknya hilir mudik dengan helikopter Water Bombingnya yang selalu mangambil air dan menyiramkannya ke lokasi yang ada api dan asap ini.
Dari hasil pengamatan langsung dilapangan dan keterangan dari Dansubsatgas darat wilayah OKI Letkol Inf Riyandi, bahwa ada juga daerah yang rawan karhutla ini memerlukan penanganan berupa pembasahan lahan/titik api yang sampai berhari hari. Yang mana itu semua dampak dari rambatan api yang menjalar dibawah permukaan gambut, serta kurangnya sumber air yang ada di lokasi kebakaran tersebut. Disamping itu juga kita masih memerlukan alat perlengkapan yang lebih banyak lagi, “ujarnya.
(Penrem Gapo/Riyan)